Bagaimana pun, dunia kerja memang seringkali tidak adil. Namun bila Anda memiliki keterampilan, etos kerja yang baik, dan mengenal kultur perusahaan serta tahu menempatkan diri di dalamnya, pada saatnya Anda kelak mencapai kedudukan tinggi tanpa mengorbankan nilai-nilai pribadi atau merugikan orang lain.
Soal ide
Memang jauh lebih adil jika ide-ide dari bawah ditampung oleh atasan, kemudian dalam proses selanjutnya tetap diakui siapa pencetusnya. Namun dalam kebanyakan perusahaan, ada semacam 'budaya' bahwa ide-ide besar harus muncul dari level atas. Jadi, jangan kaget bila Anda tidak dihargai karena suatu ide yang jelas-jelas berasal dari Anda.
Kritik pedas
Menanggapi kritik pedas memang sungguh menyakitkan. Tapi cobalah bersikap lapang dada. Seringkali kritik dari atasan tidak dimaksud sebagai serangan langsung atau kritik pribadi. Janganlah terlalu sensitif atau menanggapi segalanya secara personal. Terus terang, dibutuhkan banyak latihan dan kesabaran untuk menelan kritik tak adil dan sindiran halus tanpa langsung beraksi negatif. Bila Anda sanggup melakukannya Anda punya ruang gerak yang lebih luas, karena Anda tidak membiarkan ego menghalangi karier Anda.
Beban berat
Sering terkesan bahwa atasan hanya bisa bersenang-senang sementara 'pekerjaan kasar' dilakukan oleh bawahannya. Tapi itulah -antara lain-- yang disebut manajemen. Dalam kursus-kursus kepemimpinan, menajemen didefinisikan sebagai: melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain. Nah, sementara 'pekerjaan kasar' dilakukan oleh bawahan, atasan kebagian tugas untuk menelurkan ide-ide, membuat perencanaan, melakukan pengawasan, dan lain-lain, sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
Maka sebaiknya bawahan pandai-pandai memilah pekerjaan, mencari cara praktis untuk menyelesaikannya, atau membicarakan dengan atasan agar pekerjaan yang menumpuk itu bisa dibagi dengan rekan lain. Yang penting, jangan 'panas' dulu bila melihat Bos seolah-seolah hanya bersenang-senang.