Lokadita Brahmana, konsultan SDM dari Orly Consulting atau yang biasa disapa Oka mengatakan bahwa saat ini permintaan talent berkualitas semakin tinggi, terutama pada level eksekutif ke atas. Demi menghemat waktu, perusahaan pencari pegawai tingkat eksekutif lebih senang menggunakan jasa headhunter daripada mencari sendiri.
"Menggunakan jasa headhunter sangat menghemat waktu. Klien tak perlu melakukan seleksi ratusan, bahkan ribuan kandidat. Selain hemat waktu, menggunakan jasa headhunter juga menghindari biaya pemasangan iklan lowongan yang cukup besar," ujar Oka.
Strategi apa yang penting Anda miliki agar dilirik oleh headhunter?
Fokus dan jangan gaptek
Melalui database dan networking, nama para kandidat dapat ditemukan. Dari sinilah nama mereka disortir, kemudian didekati. Bila Anda ingin 'terlihat' oleh headhunter, jangan gaptek! Di era yang serba digital ini penting hukumnya untuk melebarkan teritori via jejaring sosial. Oka mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir ini penggunaan jejaring sosial sudah cukup maksimal, dan kebanyakan orang memiliki akun LinkedIn. "Sayangnya, banyak yang malas memperbarui akun mereka, bahkan membiarkannya kosong," ujar Oka.
Menurut data temuan Nielsen Co, pada tahun 2010, lebih dari 20 juta profesional dunia menggunakan LinkedIn. Pekerja profesional ini mencakup eksekutif perusahaan dari industri perbankan, media, finansial, dan lain-lain. Dalam dunia karier, visibilitas sama pentingnya dengan networking. Selain membuat Anda lebih tersorot oleh headhunter, memiliki akun LinkedIn bisa menghubungkan Anda dengan sesama eksekutif lainnya. Dengan kata lain Anda memiliki networking gratis!
"Bila Anda mau unggul dalam kancah 'perang bakat' ini, mulailah networking sedini mungkin. Penuhi dompet dengan kartu nama. Anda harus siap sedia untuk networking. Mereka yang bisa mengembangkan, mengatur, dan memperbaiki hubungan dengan orang lain, hampir selalu menjadi sasaran kami para headhunter," kata Pri Notowidigdo, Managing Partner dari Amrop Indonesia -perusahaan headhunter.
Menurut Pri, kemampuan networking atau bersosialisasi biasanya dimiliki kandidat yang berkarakter ekstrovert. Bagaimana dengan si introvert? "Memang mereka akan lebih kesulitan mencari pekerjaan. Kalaupun mereka memperoleh pekerjaan dan tidak mampu bersosialisasi di tempat yang baru, mereka bisa mengasah kemampuan di bidang yang lain," papar Oka. Misalnya saja orang-orang yang bekerja di bidang keuangan atau akunting. Bila dibandingkan dengan orang marketing atau sales, kemampuan bersosialisasi mereka tentu saja berbeda. Tapi menurut Oka, kalau kinerja mereka bagus, secara otomatis akan tersebar melalui rekomendasi orang-orang yang pernah bekerja bersama mereka. Intinya, fokus pada kemampuan Anda yang lain.
(bersambung)