Banyak yang menganggap, agar sukses dan memenangkan kompetisi, kita perlu gesit merebut kesempatan. Dunia ini luas. Hati kita juga luas. Dari pada menganggap saingan kita menyerobot sesuatu, anggap saja mereka memberi dorongan pada kita untuk memperluas pikiran dan mengembangkan kreativitas.
Linda Kaplan Thaler, pengelola Kaplan Thaler Group mengungkapkan, "Ketika para pesaing mencoba merebut bisnis kami, kami menambahkan jasa-jasa lain dalam pelayanan kami: jasa humas, perencanaan acara, pemrograman untuk televisi kabel dan internet." Terhadap rekan kerja dan anak buah pun kita tidak perlu 'berebut'. Harry Truman, mantan Presiden AS yang dikenal rendah hati pernah berkata, "Anda dapat mencapai sesuatu yang luar biasa kalau Anda tidak peduli siapa yang kelak mendapat pujian." Memang manusiawi bila kita ingin orang-orang di sekitar kita mengenali kreativitas, kemampuan, dan prestasi kita. Tapi bila Anda mengajak orang lain untuk berbagi ide, Anda menciptakan komunitas yang akan mengembangkan ide dasar itu menjadi sesuatu yang lebih besar. Apa salahnya jika 10 orang menganggap ide itu milik mereka? Hasilnya mungkin 10 kali lebih besar daripada bila Anda menyimpan dan mengembangkannya sendirian saja.
Pantang bertengkar
Kebiasaan bersikap ramah juga menghindarkan kita dari kecenderungan untuk mengibarkan 'bendera perang' terhadap klien maupun rekan sekerja. Kata seorang pakar psikologi yang berkecimpung di bidang ketenagakerjaan, bertengkar merupakan cara tercepat untuk ... menghilangkan kesempatan! Karena dengan bertengkar atau membantah, Anda bukan mengembangkan sesuatu, melainkan menggunakan energi untuk 'mencabik-cabik' orang lain. Kebiasaan ini melelahkan dan tidak mengarah ke mana-mana.
Cobalah strategi lain. Dekati rekan kerja yang membuat Anda kesal, cari tahu sesuatu yang positif tentang dirinya dan beri pujian. Kebanyakan perilaku buruk di perusahaan berasal dari rasa tidak aman. Maka sikap positif Anda akan membuat si 'biang kerok' itu merasa dihargai dan berarti. Dia akan mau berteman dan memihak pada Anda.
Berterus terang
Buat apa cari keributan dengan memaparkan kejelekan rekan sekerja, apalagi yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan? Tapi di mana perlu bersikap jujur, tentu Anda boleh berpegang pada pameo yang mengatakan honesty is the best policy. Kalau tidak ada yang berani berterus terang dalam urusan pekerjaan, orang akan cenderung melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang.
Linda Kaplan Thaler, pengelola Kaplan Thaler Group mengungkapkan, "Ketika para pesaing mencoba merebut bisnis kami, kami menambahkan jasa-jasa lain dalam pelayanan kami: jasa humas, perencanaan acara, pemrograman untuk televisi kabel dan internet." Terhadap rekan kerja dan anak buah pun kita tidak perlu 'berebut'. Harry Truman, mantan Presiden AS yang dikenal rendah hati pernah berkata, "Anda dapat mencapai sesuatu yang luar biasa kalau Anda tidak peduli siapa yang kelak mendapat pujian." Memang manusiawi bila kita ingin orang-orang di sekitar kita mengenali kreativitas, kemampuan, dan prestasi kita. Tapi bila Anda mengajak orang lain untuk berbagi ide, Anda menciptakan komunitas yang akan mengembangkan ide dasar itu menjadi sesuatu yang lebih besar. Apa salahnya jika 10 orang menganggap ide itu milik mereka? Hasilnya mungkin 10 kali lebih besar daripada bila Anda menyimpan dan mengembangkannya sendirian saja.
Pantang bertengkar
Kebiasaan bersikap ramah juga menghindarkan kita dari kecenderungan untuk mengibarkan 'bendera perang' terhadap klien maupun rekan sekerja. Kata seorang pakar psikologi yang berkecimpung di bidang ketenagakerjaan, bertengkar merupakan cara tercepat untuk ... menghilangkan kesempatan! Karena dengan bertengkar atau membantah, Anda bukan mengembangkan sesuatu, melainkan menggunakan energi untuk 'mencabik-cabik' orang lain. Kebiasaan ini melelahkan dan tidak mengarah ke mana-mana.
Cobalah strategi lain. Dekati rekan kerja yang membuat Anda kesal, cari tahu sesuatu yang positif tentang dirinya dan beri pujian. Kebanyakan perilaku buruk di perusahaan berasal dari rasa tidak aman. Maka sikap positif Anda akan membuat si 'biang kerok' itu merasa dihargai dan berarti. Dia akan mau berteman dan memihak pada Anda.
Berterus terang
Buat apa cari keributan dengan memaparkan kejelekan rekan sekerja, apalagi yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan? Tapi di mana perlu bersikap jujur, tentu Anda boleh berpegang pada pameo yang mengatakan honesty is the best policy. Kalau tidak ada yang berani berterus terang dalam urusan pekerjaan, orang akan cenderung melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang.
(bersambung)