Dalam beberapa tahun terakhir, bisnis waralaba terus meningkat dan makin beragam. Mulai dari jajanan kuliner pinggir jalan, bisnis resto, salon, sekolah, laundry, hingga minimarket. Ditambah lagi, kata Anang, seiring dengan era globalisasi, makin banyak para pebisnis franchise dari luar negeri yang berminat menanamkan investasi di Indonesia. Di antara sekian banyak jenis bisnis waralaba yang ada, Anang melihat peluang bisnis kuliner menjadi primadonanya dan diminati oleh wanita.
Meski mudah dan menguntungkan, Anda tetap perlu berhati-hati sebelum membeli waralaba. Perhatikan hal berikut:
1. Pilihlah bisnis waralaba sesuai dengan bidang yang Anda suka atau yang Anda kuasai, sehingga Anda menjalaninya tanpa beban. Jangan asal mengikuti tren saja.
2. Kenali diri sendiri dan tujuan Anda membeli franchise. Jika Anda hanya ingin berinvestasi dan tidak ingin menjalankan usaha sendiri, Anda bisa mengambil franchise dengan sistem franchisor operator seperti Indomaret dan Alfamart. Franchise jenis ini tidak mewajibkan Anda terjun langsung mengelola operasional toko, tetapi franchisor sendiri yang akan melakukannya. Anda tinggal mengontrol dan menerima laporan keuangan setiap bulannya. Walaupun kata Anang, sebagai pengusaha, sebaiknya kita bisa terjun langsung mengelola usaha sendiri agar mendapat feel dari bisnis yang kita jalankan dan tidak gampang ditipu anak buah.
3. Pilih minimal tiga alternatif franchise di bidang tersebut sebagai pembanding. Survei ke beberapa gerai dan tanyakan kepada franchisor, kapan bisnis mereka mulai berdiri dan bagaimana mereka menjalankan operasional bisnisnya. Idealnya pilihlah franchise yang sudah beroperasi minimal lima tahun agar terbukti sustainability-nya.
4. Setelah menentukan pilihan, pelajari seluk-beluk perjanjian kerjasamanya hingga laporan keuangan mereka. “Franchisor yang benar biasanya akan terbuka memberikan semua rahasia dapur mereka. Dengan menganalisis laporan keuangan, Anda bisa menyimpulkan apakah bisnis itu betul-betul menguntungkan,” kata Anang. Jika perlu, mintalah rekomendasi dari franchisor untuk bertemu dengan franchisee (sebutan bagi pembeli franchise) yang sukses, agar Anda mendapat gambaran berbisnis ini secara konkrit.
5. Jangan asal beli franchise murah dan berharap hasil instan. Karena seperti pepatah, ada rupa ada harga. Artinya jika terlalu minim pun, hasilnya juga kurang menarik. Anang menyarankan untuk memilih bisnis franchise yang investasinya minimal Rp 200 juta hingga 500 juta. Kalau pun Anda tidak mau menanggung risiko sendiri atau punya modal terbatas, Anda bisa juga mengajak teman atau saudara untuk kongsian membeli franchise.
Shinta Kusuma