Mendengar kata ‘politik’, biasanya banyak orang langsung bersikap antipati, terutama perempuan. Selain dianggap kotor dan penuh intrik, dunia politik juga dianggap sebagai ‘dunia tempur’ kaum pria, sehingga terkesan maskulin. Padahal, dunia ini sangat menjanjikan bagi wanita. Alasannya, saat ini keterwakilan wanita di kursi legislatif baru sekitar 18 persen. Itu artinya, menurut Undang-undang Pemilu, masih ada 12 persen tempat yang menunggu untuk diisi oleh wanita.
Okky Asokawati, mantan model era 80-an yang kini menjadi anggota parlemen, menyatakan banyak wanita enggan terjun ke dunia politik karena mereka memilih jalur ‘aman’ dan menghindar untuk bersikap ‘keras’. Perlu Anda tahu, dunia politik juga membutuhkan kehadiran wanita. Perspektif wanita dalam membahas isu-isu sosial berbeda dengan pria. Perempuan punya kepekaan yang alami untuk memahami perasaan dan keluhan orang lain. “Contohnya, saat melakukan Rapat Dengar Pendapat dengan kelompok yang bergiat memperjuangkan ASI (Air Susu Ibu), yang ikut rapat dan bicara biasanya hanya wanita saja. Apalagi kalau bicara tentang kesehatan reproduksi,” katanya.
Kompeten, punya kepercayaan diri tinggi, dan mampu memberikan pengaruh pada lingkungan sekitar merupakan modal utama jika seseorang ingin berkarier di dunia politik. Apalagi didukung dengan disediakannya kuota minimal 30 persen kursi di parlemen untuk wanita. Anda berminat?
Shinta Kusuma