Kenapa Anda memutuskan menjadi wiraswasta?
Di kantor tempat saya dulu bekerja, saya melihat beberapa karyawan senior yang sudah berusia lanjut tapi masih bekerja. Saya tidak mau memilih karier yang seperti itu. Kalau saya diberi usia masa produktif 30 tahun, tentu tidak ingin menghabiskan 30 tahun di kantor, paling tidak saya ingin 15 tahun masa produktif tersebut dihabiskan untuk menghasilkan sebuah karya yang berguna untuk diri sendiri dan orang lain tanpa terbentur dengan peraturan birokrasi atau managemen dari kantor.
Sebelum mempunyai Cake Miracle, apa kesibukan Anda?
Selama 14 tahun saya bekerja di perusahaan perkebunan di Jakarta, meski dari awal sudah punya goal untuk tidak ingin selamanya kerja kantoran, butuh waktu sampai menemukan bidang yang saya suka. Tahun 2006 mulai mengenal NCC (Natural Cooking Club), masih lanjut kerja kantoran sambil nyambi terima pesanan lewat blog. Dari situ saya berpikir, “Mungkin ini bidang yang bisa saya tekuni ke depannya.” Dari situ saya makin melatih keterampilan lewat buku-buku impor yang lumayan menjadi pengeluaran terbesar saya pada saat itu.
Suka duka ketika mengembangkan Cake Miracle?
Dukanya, pelanggan kadang-kadang punya ekspektasi yang sangat tinggi, dan ketika ekspektasi tersebut tidak tercapai, mereka bisa ‘kejam’ dalam memberikan feedback, terutama di dunia maya. Cake decorating menggunakan media gula, dan musuh besar gula adalah panas. Tentu tahu sendiri bagaimana kondisi jalanan dan cuaca kota Jakarta, sehingga butuh proses pembelajaran agar kue bisa tetap dalam keadaan prima sampai di tangan konsumen.
Ketika masih ngantor, saya pernah ingin menjadi penulis buku dan pengajar, dan sekarang keduanya sudah saya lakukan. Melalui Cake Miracle, passion saya tersampaikan. Sekarang porsi memasak dan mengajar terbagi 50:50, dan saya enjoy menjalani keduanya. Ketika saya mengajar, saya bisa melihat wajah bahagia murid-murid yang datang dari ragam profesi yang berbeda, ada yang pekerja kantoran, ibu rumah tangga, sampai dokter. Saya mengajak mereka untuk bersenang-senang, jangan dibawa terlalu serius, apalagi sampai berkompetisi.
Bagaimana perkembangan bisnis Anda sekarang?
Alhamdulillah, setelah sudah berjalan kurang lebih 8 tahun, saya sudah punya karyawan, kantor, dan kendaraan operasional sendiri. Tahun pertama saya menggunakan sistem omset harian, yaitu satu juta sehari, sekarang kisaran omset sudah mencapai 30-100 juta perbulan. Meski tidak pernah beriklan dan hanya menerima pesanan lewat blog, dengan bantuan tim yang berisikan delapan orang termasuk sopir, saya sudah kewalahan.
Ruth Evelyn
Foto: Honda Tranggono
Pengarah Gaya: Erin Metasari