Tak banyak brand fashion online lokal untuk anak yang dikelola oleh wanita dengan kategori UKM. Bila ditelusuri, brand baju dan aksesori anak atau bayi biasanya dikelola pemain besar dan justru pria yang berada di balik situs tersebut. "Padahal, yang banyak beli baju bayi dan anak adalah ibu-ibu. Buktinya, setiap pembeli kami adalah wanita," tutur Ayunda Merkanthy, pemilik bielscloset.com
Meski 'bermodal UKM', toh, ia berani terjun ke bisnis ini. Bahkan ia memproduksi sendiri busana dan aksesori busana dan aksesori anak yang ia jual di bielscloset.com sejak 2011 lalu. Bermodalkan lima juta rupiah, Ayunda memulai bahan koleksi pertama, dan membayar desainer web. Awalnya, ia masih menggunakan aplikasi blogspot untuk situsnya. Setelah penjualan meningkat barulah ia membeli domain situs dan menambah modal produksinya. Sama seperti kebanyakan pebisnis UKM online lainnya, Ayunda mengerjakan semuanya sendiri. "Mulai dari produksi, promosi, hingga pengiriman barang," tutur wanita yang pernah bekerja di media selama 5 tahun ini.
Di tahun pertama ia meluncurkan situs tersebut, perkembangannya ternyata kurang memuaskan. Akhirnya, ia menjual produknya dengan menitipkan di beberapa toko. Untuk meningkatkan pamornya di dunia maya, Biels lalu bekerja sama dengan beberapa milis ibu-ibu muda dan mengikuti pameran.
Seiring perkembangan teknologi dan media sosial, penjualan via online makin meningkat di tahun 2013. Ia memanfaatkan twitter dan instagram untuk soft selling, mulai dari memberi tip padu padan baju hingga sharing berbagai hal tentang baju anak. Hasilnya, penjualan via online jauh lebih menguntungkan dan membantu pemasaran Biels dibandingkan secara offline (di toko). Bahkan, Biels pernah dilirik e-commerce milik Malaysia dan ditawari untuk berjualan di e-commerce mereka.
Ayunda menuturkan setiap hari selalu ada pesanan masuk. Pesanan tertinggi biasanya datang di tanggal muda atau saat gajian. Paling tidak, ada sepuluh sampai dua puluh pelanggan yang memesan, dan sekali pesan bisa sampai dua-tiga jenis baju.Meski bisnisnya berkembang, Ayunda tetap menggunakan hari dan jam kerja untuk melayani pesanan. Yaitu, hari Senin-Jumat mulai pukul 9 pagi hingga 6 sore. "Bekerja online bukan berarti tidak ada batasan waktu kerja. Saya punya kehidupan lain yang harus saya jalani," ujarnya.
Meski 'bermodal UKM', toh, ia berani terjun ke bisnis ini. Bahkan ia memproduksi sendiri busana dan aksesori busana dan aksesori anak yang ia jual di bielscloset.com sejak 2011 lalu. Bermodalkan lima juta rupiah, Ayunda memulai bahan koleksi pertama, dan membayar desainer web. Awalnya, ia masih menggunakan aplikasi blogspot untuk situsnya. Setelah penjualan meningkat barulah ia membeli domain situs dan menambah modal produksinya. Sama seperti kebanyakan pebisnis UKM online lainnya, Ayunda mengerjakan semuanya sendiri. "Mulai dari produksi, promosi, hingga pengiriman barang," tutur wanita yang pernah bekerja di media selama 5 tahun ini.
Di tahun pertama ia meluncurkan situs tersebut, perkembangannya ternyata kurang memuaskan. Akhirnya, ia menjual produknya dengan menitipkan di beberapa toko. Untuk meningkatkan pamornya di dunia maya, Biels lalu bekerja sama dengan beberapa milis ibu-ibu muda dan mengikuti pameran.
Seiring perkembangan teknologi dan media sosial, penjualan via online makin meningkat di tahun 2013. Ia memanfaatkan twitter dan instagram untuk soft selling, mulai dari memberi tip padu padan baju hingga sharing berbagai hal tentang baju anak. Hasilnya, penjualan via online jauh lebih menguntungkan dan membantu pemasaran Biels dibandingkan secara offline (di toko). Bahkan, Biels pernah dilirik e-commerce milik Malaysia dan ditawari untuk berjualan di e-commerce mereka.
Ayunda menuturkan setiap hari selalu ada pesanan masuk. Pesanan tertinggi biasanya datang di tanggal muda atau saat gajian. Paling tidak, ada sepuluh sampai dua puluh pelanggan yang memesan, dan sekali pesan bisa sampai dua-tiga jenis baju.Meski bisnisnya berkembang, Ayunda tetap menggunakan hari dan jam kerja untuk melayani pesanan. Yaitu, hari Senin-Jumat mulai pukul 9 pagi hingga 6 sore. "Bekerja online bukan berarti tidak ada batasan waktu kerja. Saya punya kehidupan lain yang harus saya jalani," ujarnya.
Monika Erika