Dua orang wanita Jepang, sepertinya ibu dan anak, memasuki butik Woro Indah di Mal Pejaten Village, Jakarta. Mereka asyik memilah berbagai model kebaya. “Meski koleksi kami kebanyakan baju muslim, tapi pembelinya tidak hanya orang muslim. Banyak ekspatriat belanja di sini karena mereka menyukai baju-baju handmade buatan kami,” ujar si pemiliki butik, Woro Indah Dwiastuti.
Desain yang modern dan eklektik membuat baju-baju rancangan Woro bisa digunakan siapa saja, bukan kalangan muslim semata. Seperti pakaian yang sedang dicoba oleh orang Jepang tersebut, dress bergaya santai. Menurut Woro, baju itu kombinasi busana muslim dan gaya Harajuku.
Konsep desain Woro untuk baju muslimnya tergolong unik dan berani. Misalnya, ia tak mau terpaku pada model gamis yang monoton. “Saya ingin desain yang berbeda dan terus bergerak,” ucap Wanita kelahiran 28 Januari 1959 ini.
Berani pensiun dini
Awalnya, Woro berprofesi sebagai dokter gigi di Asrama Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) yang berlokasi di Jalan Tanah Abang II, Jakarta (biasa disingkat Tanada). Lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Dr. Moestopo ini memulai kariernya sebagai dokter gigi pada 1986, setahun setelah lulus kuliah.
Layaknya pegawai negeri dengan jam kerja eight to four, ia punya banyak waktu luang, karena tak setiap hari ada pasien. Ia pun memanfaatkan waktunya untuk mendesain baju, dan mulai menjahit, kegemaran yang dimulainya sejak duduk di bangku SD. Selain itu, juga gemar melukis. “Sejak kecil saya memang suka seni.”
Sambil tetap menjadi dokter gigi, Woro memulai bisnis dengan berjualan bed cover, yang dibawanya ke berbagai pameran. Tapi pasar produk ini terbatas, karena tidak setiap bulan orang membeli bed cover. Ia lantas mencari peluang lain, dan mencoba membuat mukena serta ihram (pakaian untuk berhaji dan umrah). Ia yakin potensi pasarnya cukup besar, karena Indonesia merupakan Negara dengan jumlah jemaah haji yang besar, sekaligus Negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.
Awalnya, hanya teman-teman sepengajiannya yang memesan mukena. Tapi kemudian beredar dari mulut ke mulut, kepada saudara dan teman-teman mereka. Selain nyaman dipakai, mukena buatan Woro memang cantik dengan ornament border. Tak heran bila dari hari ke hari makin banyak yang memesan mukena dan baju ihram buatannya. Sampai akhirnya ia memberanikan diri membuka toko khusus mukena dan baju ihram.
Melihat peluang bisnisnya makin mantap, Woro pun memutuskan untuk pensiun dini sebagai pegawai negeri pada 2002 dan memfokuskan diri sebagai pebisnis busana muslim. Profesi dokter gigi yang telah dijalaninya selama lebih dari 15 tahun juga ia tinggalkan.
Desain yang modern dan eklektik membuat baju-baju rancangan Woro bisa digunakan siapa saja, bukan kalangan muslim semata. Seperti pakaian yang sedang dicoba oleh orang Jepang tersebut, dress bergaya santai. Menurut Woro, baju itu kombinasi busana muslim dan gaya Harajuku.
Konsep desain Woro untuk baju muslimnya tergolong unik dan berani. Misalnya, ia tak mau terpaku pada model gamis yang monoton. “Saya ingin desain yang berbeda dan terus bergerak,” ucap Wanita kelahiran 28 Januari 1959 ini.
Berani pensiun dini
Awalnya, Woro berprofesi sebagai dokter gigi di Asrama Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) yang berlokasi di Jalan Tanah Abang II, Jakarta (biasa disingkat Tanada). Lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Dr. Moestopo ini memulai kariernya sebagai dokter gigi pada 1986, setahun setelah lulus kuliah.
Layaknya pegawai negeri dengan jam kerja eight to four, ia punya banyak waktu luang, karena tak setiap hari ada pasien. Ia pun memanfaatkan waktunya untuk mendesain baju, dan mulai menjahit, kegemaran yang dimulainya sejak duduk di bangku SD. Selain itu, juga gemar melukis. “Sejak kecil saya memang suka seni.”
Sambil tetap menjadi dokter gigi, Woro memulai bisnis dengan berjualan bed cover, yang dibawanya ke berbagai pameran. Tapi pasar produk ini terbatas, karena tidak setiap bulan orang membeli bed cover. Ia lantas mencari peluang lain, dan mencoba membuat mukena serta ihram (pakaian untuk berhaji dan umrah). Ia yakin potensi pasarnya cukup besar, karena Indonesia merupakan Negara dengan jumlah jemaah haji yang besar, sekaligus Negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.
Awalnya, hanya teman-teman sepengajiannya yang memesan mukena. Tapi kemudian beredar dari mulut ke mulut, kepada saudara dan teman-teman mereka. Selain nyaman dipakai, mukena buatan Woro memang cantik dengan ornament border. Tak heran bila dari hari ke hari makin banyak yang memesan mukena dan baju ihram buatannya. Sampai akhirnya ia memberanikan diri membuka toko khusus mukena dan baju ihram.
Melihat peluang bisnisnya makin mantap, Woro pun memutuskan untuk pensiun dini sebagai pegawai negeri pada 2002 dan memfokuskan diri sebagai pebisnis busana muslim. Profesi dokter gigi yang telah dijalaninya selama lebih dari 15 tahun juga ia tinggalkan.
(bersambung)