Anda, juga keluarga Anda, tentunya memiliki tujuan finansial yang ingin dicapai. Untuk mencapai tujuan itu kadang muncul kendala atau keraguan saat akan mengambil keputusan. Berikut ini tiga 'tujuan finansial' yang paling sering ditanyakan. Simak solusinya dari pakar. Siapa tahu Anda punya masalah yang senada.
Lebih baik memilih tabungan pendidikan atau asuransi pendidikan untuk anak? Adakah alternatif selain dua pilihan itu?
Cara terbaik untuk mempersiapkan biaya pendidikan anak adalah dengan merencanakannya sedini mungkin. Jangan menunda-nunda rencana tersebut. Dari perencanaan tersebut akan diketahui besar target yang akan dicapai dan cara untuk mencapainya. Misalnya, tiga tahun lagi Anda akan menyekolahkan anak di sebuah sekolah favorit dengan uang pangkal yang saat ini Rp 30 juta. Mungkin uang pangkal itu naik menjadi Rp 40 juta atau Rp 50 juta. Hitung pula angka inflasi tiga tahun ke depan. Jadi, Anda sudah siap dan tidak kaget dengan uang pangkal yang akan naik tiga tahun lagi.
Tabungan atau asuransi pendidikan bisa jadi pilihan untuk mencapai tujuan tersebut dan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Tabungan pendidikan biasanya sesuai untuk tujuan jangka pendek, misalnya dua tahun. Tapi bunganya mengikuti suku bunga Bank Indonesia, sehingga Anda tak bisa menentukan return (keuntungan) yang didapat. Sedangkan asuransi pendidikan digunakan untuk jangka panjang, dan bisa dialokasikan untuk setiap jenjang pendidikan anak. Asuransi umumnya memberikan jumlah uang pertanggungan yang pasti –lewat perhitungan yang telah ditentukan sejak awal.
Jadi, pilih yang paling sesuai dengan tujuan Anda. Bahkan Anda bisa memilih salah satu atau keduanya (tabungan dan asuransi) jika kondisi keuangan memungkinkan. Alternatifnya, Anda bisa mengombinasikan dengan investasi lain, seperti reksadana atau emas.