Properti merupakan pilihan investasi yang terbilang populer dan banyak diminati berbagai kalangan. Survei yang dilakukan PESONA tahun 2011 terhadap wanita usia 35-45 tahun menunjukan bahwa 78% memiliki investasi properti. Jenis investasi ini dianggap lebih aman dan prospektif, karena nilainya terus naik. Hasil investasinya bisa berupa arus uang aktif dari biaya sewa yang diterima secara rutin, dan arus uang pasif dari capital gain atau selisih dari harga beli dan harga jual. Lalu, jika ingin investasi di sektor properti, apa saja yang harus diperhatikan?
Bunga rendah, hasil maksimal
Nilai investasi properti di masa mendatang diperkirakan semakin meroket. Salah satu penyebabnya adalah suku bunga bank yang semakin rendah. Contohnya suku bunga Bank Indonesia yang hanya 6% per tahun. Menurut pengamat properti sekaligus Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI), Panangian Simanungkalit, kondisi tersebut merupakan sinyal positif bagi investasi properti. Anda yang ingin membeli properti melalui KPR untuk dijadikan investasi, tentunya akan lebih diuntungkan. Sebab cicilan kreditnya menjadi tidak terlalu besar akibat suku bunga yang turun. Dengan adanya sistem KPR, pembelian properti lebih dipermudah. Properti yang Anda beli melalui KPR tersebut bisa disewakan. Bahkan Anda bisa membayar seluruh cicilan pinjaman ke bank dari hasil uang sewa atau biasa disebut properti premium.
Apartemen paling diminati
Sebelum memutuskan untuk membeli investasi properti, pakar perencana keuangan, Safir Senduk menyarankan agar Anda menetapkan tujuan investasi secara terukur. “Buat perhitungan berapa banyak jumlah modal yang dimiliki dan target keuntungan yang diharapkan dalam kurun waktu tertentu,” kata Safir. Misalnya, dari dana Rp 200 juta yang ditanamkan bisa berkembang menjadi Rp 1 miliar dalam waktu 5 tahun. Cari informasi tentang nilai properti saat ini untuk mengestimasi harga sewa. Berdasarkan kalkulasi tersebut, Anda bisa memperkirakan produk properti yang tepat sesuai tujuan investasi Anda; apakah memilih rumah, apartemen, ruko, atau lainnya, serta berapa banyak unit yang bisa dibeli sesuai target yang ingin dicapai.
Panagian mengungkapkan bahwa harga properti secara umum akan naik rata-rata 10% per tahun. Lebih spesifiknya, tingkat kebutuhan apartemen akan terus naik, diperkirakan 13% per tahun. Sementara rumah 11%, ruko 12%, dan townhouse 10%. Apartemen juga diprediksi memiliki capital rate tinggi, sekitar 7%-10%. Namun perlu diingat, nilai yang dihitung dari apartemen hanyalah bangunan dan fasilitas yang diberikan, dan tak bisa memiliki hak atas tanah. Berbeda dengan rumah, Anda bisa memiliki hak atas tanah yang harganya terus naik, meskipun nilai bangunannya menyusut dari waktu ke waktu.
Pertimbangkan pula lokasi, kualitas, bangunan, dan fasilitas apartemen yang tersedia untuk mendeteksi apakah apartemen tersebut akan memiliki nilai investasi yang menguntungkan atau tidak. “Mengingat apartemen hanya memiliki hak pakai dalam waktu tertentu, pastikan target keuntungan dari biaya sewa dan capital gain bisa dicapai sebelum waktu pakainya habis,” papar Panangian. Ia mengungkapkan, jangka waktu sewa paling tepat untuk investasi apartemen adalah 2-3 tahun.
Bunga rendah, hasil maksimal
Nilai investasi properti di masa mendatang diperkirakan semakin meroket. Salah satu penyebabnya adalah suku bunga bank yang semakin rendah. Contohnya suku bunga Bank Indonesia yang hanya 6% per tahun. Menurut pengamat properti sekaligus Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI), Panangian Simanungkalit, kondisi tersebut merupakan sinyal positif bagi investasi properti. Anda yang ingin membeli properti melalui KPR untuk dijadikan investasi, tentunya akan lebih diuntungkan. Sebab cicilan kreditnya menjadi tidak terlalu besar akibat suku bunga yang turun. Dengan adanya sistem KPR, pembelian properti lebih dipermudah. Properti yang Anda beli melalui KPR tersebut bisa disewakan. Bahkan Anda bisa membayar seluruh cicilan pinjaman ke bank dari hasil uang sewa atau biasa disebut properti premium.
Apartemen paling diminati
Sebelum memutuskan untuk membeli investasi properti, pakar perencana keuangan, Safir Senduk menyarankan agar Anda menetapkan tujuan investasi secara terukur. “Buat perhitungan berapa banyak jumlah modal yang dimiliki dan target keuntungan yang diharapkan dalam kurun waktu tertentu,” kata Safir. Misalnya, dari dana Rp 200 juta yang ditanamkan bisa berkembang menjadi Rp 1 miliar dalam waktu 5 tahun. Cari informasi tentang nilai properti saat ini untuk mengestimasi harga sewa. Berdasarkan kalkulasi tersebut, Anda bisa memperkirakan produk properti yang tepat sesuai tujuan investasi Anda; apakah memilih rumah, apartemen, ruko, atau lainnya, serta berapa banyak unit yang bisa dibeli sesuai target yang ingin dicapai.
Panagian mengungkapkan bahwa harga properti secara umum akan naik rata-rata 10% per tahun. Lebih spesifiknya, tingkat kebutuhan apartemen akan terus naik, diperkirakan 13% per tahun. Sementara rumah 11%, ruko 12%, dan townhouse 10%. Apartemen juga diprediksi memiliki capital rate tinggi, sekitar 7%-10%. Namun perlu diingat, nilai yang dihitung dari apartemen hanyalah bangunan dan fasilitas yang diberikan, dan tak bisa memiliki hak atas tanah. Berbeda dengan rumah, Anda bisa memiliki hak atas tanah yang harganya terus naik, meskipun nilai bangunannya menyusut dari waktu ke waktu.
Pertimbangkan pula lokasi, kualitas, bangunan, dan fasilitas apartemen yang tersedia untuk mendeteksi apakah apartemen tersebut akan memiliki nilai investasi yang menguntungkan atau tidak. “Mengingat apartemen hanya memiliki hak pakai dalam waktu tertentu, pastikan target keuntungan dari biaya sewa dan capital gain bisa dicapai sebelum waktu pakainya habis,” papar Panangian. Ia mengungkapkan, jangka waktu sewa paling tepat untuk investasi apartemen adalah 2-3 tahun.