Sejak dulu, emas merupakan save haven atau tempat melindungi kekayaan saat kondisi ekonomi dan politik tidak menentu, serta saat inflasi melambungtinggi. Emas juga menjadi sarana untuk meragamkan investasi, karena harganya cenderung tidak dipengaruhi oleh sektor investasi lain, sehingga cocok sebagai pembagi risiko jika investasi lain merugi.
“Jika Anda punya emas, Anda seperti punya uang cash yang universal, yang bisa dicairkan di mana pun,” kata Martono, manajer trading Unit Logam Mulia PT Aneka Tambang, Tbk. “Terlebih, inflasi atas emas itu nol, alias tidak pernah mengalami penurunan nilai.”
Perhiasan, koin, lantakan
Emas tersedia dalam beberapa pilihan: perhiasan, koin, dan batangan (lantakan). Emas perhiasan tidak direkomendasikan untuk investasi emas jangka pendek. Karena saat membeli, Anda dikenai harga emas plus ongkos pembuatannya, sementara ketika menjual kembali, hanya harga emasnya yang dihitung. Berat emas perhiasan juga bisa berkurang akibat gesekan saat dipakai. Namun keuntungannya, tentu saja, Anda bisa memakainya.
Koin emas pada dasarnya emas lantakan juga, tapi bentuknya bulat pipih. Koin emas ada dua jenis. Pertama, yang dikeluarkan oleh negara tertentu, seperti South African Krugerrand, Canadian Maple Leaf, American Eagle, Chinese Panda, Austrian Philharmonic, Australian Kangaroo, koin emas Turki, Iran, Australia, Belanda, Jepang, dan sebagainya. Tiap koin punya kadar emas dan harga spesifik.
Kedua, koin numismatik, yakni koin-koin emas langka yang nilainya tidak tergantung kadar emasnya, namun lebih pada usia koin, kelangkaan, dan desainnya. Kolektor emas sering menjual keduanya. Namun, sebelum berinvestasi koin numismatik, sebaiknya Anda punya pengalaman yang cukup dulu dalam berinvestasi emas lantakan maupun koin. Di Indonesia, koin emas yang populer adalah Koin Emas ONH (Ongkos Naik Haji) yang dijual di pegadaian. Koin emas ini dimaksudkan sebagai alternatif investasi bagi yang ingin menabung untuk biaya ibadah haji.
Dari pengalaman, besar biaya ONH antara 250-300 gram emas. “Malah, dengan kenaikan harga emas beberapa tahun terakhir, biaya ONH sering kurang dari 250 gram emas,” kata Martono. Jadi, dengan koin ONH, Anda bisa lebih merencanakan kapan akan berangkat haji. Non-muslim juga boleh membeli Koin Emas ONH, karena pada dasarnya sama dengan berinvestasi emas lainnya.
Selalu berpotensi naik
Salah satu keuntungan berinvestasi emas adalah capital gain, yakni selisih dari harga jual
dengan harga beli. Meski, sebenarnya emas lebih dimaksudkan untuk melindungi kekayaan dalam jangka panjang. Harga emas pernah mencapai titik tertinggi (dalam 25 tahun terakhir) pada 12 Mei 2006, yakni 725 dolar per troy ounce. Dan pernah mencapai harga terendah tahun 2001, yakni 250 dolar per troy ounce. Dengan kata lain, penurunan harga emas selama 20 tahun bisa balik lagi hanya dalam waktu 5 tahun.
Risiko berinvestasi emas
Risiko terbesar berinvestasi emas adalah penyimpanannya. Harus hati-hati, kalau tak ingin logam kuning ini raib dibawa pencuri. Lebih baik, emas itu disimpan dalam lemari besi dan diasuransikan, atau di safe deposit box bank. Kalau mau lebih praktis, Anda bisa membeli koin emas ONH di Pegadaian dan menitipkannya di sana. Yang dibawa pulang hanya surat tanda kepemilikannya saja. Cara ini lebih aman dan Anda hanya membayar biaya penitipan yang relatif kecil. Untuk emas batangan, hingga kini Unit Logam Mulia belum menyediakan jasa penyimpanan, jadi Anda sebaiknya menyimpan di bank.