Properti merupakan pilihan investasi yang terbilang populer dan banyak diminati berbagai kalangan. Survei yang dilakukan Pesona tahun 2011 terhadap wanita usia 35-45 tahun menunjukkan bahwa 78% memiliki investasi properti. Jenis investasi ini dianggap lebih aman dan prospektif karena nilainya terus naik. Hasil investasinya bisa berupa arus uang aktif dari biaya sewa yang diterima secara rutin, dan arus uang pasif dari capital gain atau sleisih dari harga beli dan harga jual. Lalu, jika ingin investasi di sektor properti, apa saja yang harus diperhatikan?
Untuk mendapatkan hasil maksimal, pilih lokasi yang berada di daerah 'sunrise' atau memiliki nilai tinggi. Meskipun modal yang dikeluarkan lebih besar, mengingat harganya lebih tinggi dibandingkan daerah lainnya, namun harga sewa dan capital gain berpeluang meningkat berkali-kali lipat dengan cepat. Selain itu, relatif mudah disewakan dan diperjualbelikan atau bersifat likuid. Daripada melirik daerah pinggiran yang memang harganya tak terlalu mahal, namun potensi mendapatkan keuntungan tinggi dalam waktu cepat masih dipertanyakan. Kalau pun memilih daerah yang bukan tergolong sunrise, sebaiknya cek potensi daerah tersebut melalui dinas tata ruang kota. Untuk daerah pinggiran Jakarta, disarankan memilih lokasi yang mudah diakses dengan jalan tol dan ditunjang transportasi umum seperti kereta api.
Kategori daerah sunrise biasanya merupakan pusat aktivitas bisnis dan hiburan yang ditunjang fasilitas lengkap termasuk transportasi umum. Di Jakarta, wilayah yang tergolong sunrise antara lain kawasan bisnis 'segitiga emas', yakni Kuningan, Sudirman dan Gatot Subroto. Selain itu, kawasan pemukiman ekspatriat berpusat di Jakarta Selatan seperti Kemang, dan lingkungan kampus seperti Jakarta Barat juga termasuk area sunrise. Selain daerah jabodetabek, potensi di kota-kota besar lainnya juga menunjukkan prospek yang positif, di antaranya Surabaya, Bali, Makassar, dan Medan.
Namun, jangan terlena pada anggapan bahwa membeli properti dengan harga yang tinggi pasti punya nilai investasi yang menjanjikan pula. Sebab ada daerah yang harga belinya tinggi tetapi daerah tersebut sebenarnya 'kosong' atau tidak dihuni penduduk yang padat. Sehingga kebutuhan akan apartemen terbilang rendah, misalnya daerah Kelapa Gading. Dengan begitu, penghasilan investasi Anda pun kecil, karena harga sewa apartemen rendah.
Berikut adalah beberapa hal yang harus Anda cek sebelum memutuskan membeli investasi properti:
1. Lokasi
Sesuaikan lokasi properti dengan target penyewa. Bila yang dituju adalah warga asing, sebaiknya pilih jenis properti berupa apartemen di lokasi yang menjadi favorit mereka, misalnya kawasan Jakarta Selatan.
2. Bebas sengketa
Jangan ambil risiko dengan membeli properti yang statusnya masih dijaminkan kepada bank atau pihak lain. Atau properti yang masih dalam perkara sengketa yang masih 'bermasalah' karena berpotensi terjadi sengketa di kemudian hari.
3. Surat dan dokumen
Pastikan bahwa properti yang dibeli memiliki surat dan dokumen yang lengkap. Seperti sertifikat tanah (SHM atau SHGB), dan IMB. Jangan lupa pula meminta fotokopi blue print (cetak biru bangunan) dan SPPT PBB tahun terakhir. Periksa juga data yang tertera pada dokumen dengan kenyataan fisiknya, misalnya lokasi, luas tanah dan bangunan.
Untuk mendapatkan hasil maksimal, pilih lokasi yang berada di daerah 'sunrise' atau memiliki nilai tinggi. Meskipun modal yang dikeluarkan lebih besar, mengingat harganya lebih tinggi dibandingkan daerah lainnya, namun harga sewa dan capital gain berpeluang meningkat berkali-kali lipat dengan cepat. Selain itu, relatif mudah disewakan dan diperjualbelikan atau bersifat likuid. Daripada melirik daerah pinggiran yang memang harganya tak terlalu mahal, namun potensi mendapatkan keuntungan tinggi dalam waktu cepat masih dipertanyakan. Kalau pun memilih daerah yang bukan tergolong sunrise, sebaiknya cek potensi daerah tersebut melalui dinas tata ruang kota. Untuk daerah pinggiran Jakarta, disarankan memilih lokasi yang mudah diakses dengan jalan tol dan ditunjang transportasi umum seperti kereta api.
Kategori daerah sunrise biasanya merupakan pusat aktivitas bisnis dan hiburan yang ditunjang fasilitas lengkap termasuk transportasi umum. Di Jakarta, wilayah yang tergolong sunrise antara lain kawasan bisnis 'segitiga emas', yakni Kuningan, Sudirman dan Gatot Subroto. Selain itu, kawasan pemukiman ekspatriat berpusat di Jakarta Selatan seperti Kemang, dan lingkungan kampus seperti Jakarta Barat juga termasuk area sunrise. Selain daerah jabodetabek, potensi di kota-kota besar lainnya juga menunjukkan prospek yang positif, di antaranya Surabaya, Bali, Makassar, dan Medan.
Namun, jangan terlena pada anggapan bahwa membeli properti dengan harga yang tinggi pasti punya nilai investasi yang menjanjikan pula. Sebab ada daerah yang harga belinya tinggi tetapi daerah tersebut sebenarnya 'kosong' atau tidak dihuni penduduk yang padat. Sehingga kebutuhan akan apartemen terbilang rendah, misalnya daerah Kelapa Gading. Dengan begitu, penghasilan investasi Anda pun kecil, karena harga sewa apartemen rendah.
Berikut adalah beberapa hal yang harus Anda cek sebelum memutuskan membeli investasi properti:
1. Lokasi
Sesuaikan lokasi properti dengan target penyewa. Bila yang dituju adalah warga asing, sebaiknya pilih jenis properti berupa apartemen di lokasi yang menjadi favorit mereka, misalnya kawasan Jakarta Selatan.
2. Bebas sengketa
Jangan ambil risiko dengan membeli properti yang statusnya masih dijaminkan kepada bank atau pihak lain. Atau properti yang masih dalam perkara sengketa yang masih 'bermasalah' karena berpotensi terjadi sengketa di kemudian hari.
3. Surat dan dokumen
Pastikan bahwa properti yang dibeli memiliki surat dan dokumen yang lengkap. Seperti sertifikat tanah (SHM atau SHGB), dan IMB. Jangan lupa pula meminta fotokopi blue print (cetak biru bangunan) dan SPPT PBB tahun terakhir. Periksa juga data yang tertera pada dokumen dengan kenyataan fisiknya, misalnya lokasi, luas tanah dan bangunan.