Di Paris kita tak akan kehabisan destinasi wisata. Karena kemana pun melangkahkan kaki, kita akan menjumpai sesuatu yang unik. Bahwa Paris adalah pusat mode dunia, siapapun sudah memakluminya. Namun bahwa Paris adalah kota dengan penduduk Muslim terbesar di Eropa mungkin tak banyak yang menyadari. Di sana tinggal sekitar 5 juta orang keturunan Arab asal Maroko, Tunisia dan Aljazair. Terbanyak dari mereka bermukim di wilayah Belleville di sebelah timur Paris, sebuah kawasan lama yang memiliki sejarah unik. Mereka adalah kaum pekerja yang hidup damai bersama etnik lain dari luar Perancis, seperti dari Polandia, Yunani dan Armenia, termasuk etnik Yahudi dari negeri-negeri tersebut. Di sepanjang jalan di “Kampung Arab” inilah grafiti mendominasi pemandangan.
Terletak di sebuah bukit, Belleville sejak abad XV merupakan perkebunan anggur. Wine produksi daerah ini cukup baik kualitasnya, namun yang membuatnya termashur adalah harganya yang relatif lebih murah karena tidak dikenai pajak. Dalam perjalanan waktu, banyak bagian dari kawasan ini yang dihibahkan kepada berbagai organisasi keagamaan agar mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup dengan usaha pertanian.
Harga sewa yang miring di Belleville juga jadi pertimbangan kaum seniman Paris. Banyak pelukis dan pemusik yang pindah ke sana. Selain karena alasan ekonomi, suasana yang masih asri juga merupakan daya tarik. Banyak bangunan beralih fungsi menjadi bengkel kerja, studio musik atau galeri. Rue de Belleville nomor 72, adalah kediaman penyanyi Prancis kondang awal abad XX, Edith Piaff, dibiarkan seperti aslinya hingga saat ini.