Jet lag berasal dari kondisi alami yang tak seimbang dalam jam biologis yang disebabkan oleh perjalanan ke zona waktu yang berbeda. Semakin banyak zona waktu yang didatangi dengan cepat, semakin parah gejala-gelaja jet lag yang akan dialami. Kelelahan, kelesuan dan perasaan bingung merupakan gejala umum terutama digabungkan dengan kelelahan perjalanan. Para ilmuwan menyarankan jika anda tidak dapat mencegah jet lag, paling tidak anda bisa mengurangi dampaknya. Banyak kajian menunjukkan gejala-gelaja jet lag juga dipengaruhi oleh paparan sinar matahari.
Sementara jumlah penumpang pesawat semakin merangkak tinggi dan pesawat masa kini semakin modern dan supersonik, cara menghilangkan jet lag ternyata masih menggunakan metode yang tradisional. Sebuah jajak pendapat internasional yang dilakukan oleh situs pencarian perjalanan global, Skyscanner, menemukan bahwa cara-cara tradisional dianggap paling manjur untuk mengurangi gejala-gejala buruk dari dampak perjalanan global jarak jauh ini.
Manajer Pemasaran Skyscanner, Tika Larasati mengatakan penumpang menceritakan cara-cara tradisional yang mereka gunakan jauh lebih jitu. “Sejauh ini yang paling banyak dicoba dan hasilnya sudah dibuktikan adalah dengan berolahraga dan melakukan gerakan-gerakan peregangan di atas pesawat dan juga mencocokkan jam dengan waktu di tempat tujuan sehingga begitu Anda naik pesawat dan tidur, itu akan sesuai dengan zona waktu tempat tujuan. Sebanyak 68 persen dari penumpang yang disurvei telah mencoba metode ini dan lebih dari separuh mengatakan metode ini berhasil.”
Cara lain adalah mencari udara segar dan berolahraga pada hari keberangkatan, mengkonsumsi makanan yang ringan dan segar 24 jam sebelumnya dan selama perjalanan. Mereka yang telah mencoba pil khusus untuk menangkal jet lag (20 persen dari responden), separuh dari mereka melaporkan hasil yang positif. Sepuluh persen dari penumpang telah mencoba melatonin (hormon yang dihasilkan oleh kelenjar kecil di dalam otak, yang membantu mengendalikan siklus tidur dan bangun) dan 65 persen dari mereka menceritakan keberhasilannya.
Tidak seperti biasanya, hampir 6,5 persen dari penumpang yang disurvei mengatakan bahwa mereka mencoba mengkonsumsi obat perangsang Viagra untuk menyembuhkan jet lag, dengan 3 persen melaporkan hasil yang positif. Sementara, yang masih belum jelas dari hasil itu adalah apakah penumpang meminum pil sebelum atau sesudah naik pesawat, namun aman untuk mengatakan bahwa penggunaan pil ini tidak begitu populer.
Sementara jumlah penumpang pesawat semakin merangkak tinggi dan pesawat masa kini semakin modern dan supersonik, cara menghilangkan jet lag ternyata masih menggunakan metode yang tradisional. Sebuah jajak pendapat internasional yang dilakukan oleh situs pencarian perjalanan global, Skyscanner, menemukan bahwa cara-cara tradisional dianggap paling manjur untuk mengurangi gejala-gejala buruk dari dampak perjalanan global jarak jauh ini.
Manajer Pemasaran Skyscanner, Tika Larasati mengatakan penumpang menceritakan cara-cara tradisional yang mereka gunakan jauh lebih jitu. “Sejauh ini yang paling banyak dicoba dan hasilnya sudah dibuktikan adalah dengan berolahraga dan melakukan gerakan-gerakan peregangan di atas pesawat dan juga mencocokkan jam dengan waktu di tempat tujuan sehingga begitu Anda naik pesawat dan tidur, itu akan sesuai dengan zona waktu tempat tujuan. Sebanyak 68 persen dari penumpang yang disurvei telah mencoba metode ini dan lebih dari separuh mengatakan metode ini berhasil.”
Cara lain adalah mencari udara segar dan berolahraga pada hari keberangkatan, mengkonsumsi makanan yang ringan dan segar 24 jam sebelumnya dan selama perjalanan. Mereka yang telah mencoba pil khusus untuk menangkal jet lag (20 persen dari responden), separuh dari mereka melaporkan hasil yang positif. Sepuluh persen dari penumpang telah mencoba melatonin (hormon yang dihasilkan oleh kelenjar kecil di dalam otak, yang membantu mengendalikan siklus tidur dan bangun) dan 65 persen dari mereka menceritakan keberhasilannya.
Tidak seperti biasanya, hampir 6,5 persen dari penumpang yang disurvei mengatakan bahwa mereka mencoba mengkonsumsi obat perangsang Viagra untuk menyembuhkan jet lag, dengan 3 persen melaporkan hasil yang positif. Sementara, yang masih belum jelas dari hasil itu adalah apakah penumpang meminum pil sebelum atau sesudah naik pesawat, namun aman untuk mengatakan bahwa penggunaan pil ini tidak begitu populer.