Meski tak ada yang tahu siapa pencetus istilah ini, ia bisa jadi ‘mantra’ yang menyelamatkan hidup kita. Di long weekend ini, Anda bisa memanfaatkan mantra ini.
Teman saya pernah mengalami kejadian tak terduga saat di pesawat. Ia sudah duduk nyaman di kursi pesawat dan diminta untuk turun karena ternyata pesawat over quota dan ia diminta mengalah. Tentu saja ada tawaran kompensasi, seperti dibelikan tiket pengganti.
Setahu saya, ia memang super santai. Jadi, ia turun saja dari pesawat dan kembali ke bandara lalu menunggu di ruang tunggu yang disediakan (kalau saya mungkin sudah marah-marah).
Lalu setelah dicek, ternyata penerbangan hari itu penuh semua. Ia baru bisa terbang keesokan harinya. Teman saya masih tetap tenang. Ia menunggu sampai tiket pengganti ada di tangan—dan ternyata ia mendapat kejutan.
Sebagai permohonan maaf, maskapai memberikan voucher menginap satu malam di hotel berbintang dekat bandara untuk malam itu. Ia pun pamer soal ini dan mem-posting-nya di Instagram bahwa ketenangannya membawa dampak positif. “Coba kalau saya marah-marah dari awal, kan, malu mau terima voucher hotel,” ungkapnya.
Dalam hidup ini, kita tak bisa betul-betul bebas stres. Ada saja kejadian yang memicu ketegangan yang membuat kepala kita beruap.
Teman lain lagi datang ke kantor sambil mengomel karena sejak dari rumah ada saja yang merusak paginya. Saat mau mengeluarkan mobil, ada mobil tetangga yang parkir di depan pagar rumahnya sehingga membuatnya kesulitan.
Selesai dengan urusan mobil tetangga, ia terjebak macet di jalanan menuju kantor karena ada kecelakaan. Sebelum sampai kantor ia merasa lapar dan berniat membeli sarapan, tapi dompetnya kosong. Menuju ke ATM terdekat pun lumayan jauh. Kejadian itu tampak remeh, tapi kalau disikapi dengan tegang, lama-lama otak bisa korsleting mendadak.
Intinya, hidup sudah begitu rumit dan terkadang bisa bikin stres. Santai sajalah, kayak sedang di pantai, mumpung sedang long weekend....