Katanya, sih, dalam budaya Timur, jika menikahi seseorang, berarti kita ikut 'menikahi' keluarganya.
Entah pernyataan itu masih berlaku atau tidak, kompak dengan mertua atau orang tua sendiri sangat baik. Namun, jangan sampai kekompakan Anda atau pasangan dengan orang tua atau mertua mengganggu rumah tangga Anda.
Cek tiga prinsip rumah tangga ini, yang bisa Anda coba.
1. Rumah tangga Anda yang utama
Ini adalah prinsip utama yang tak boleh diganggu gugat, namun logika tak harus ditinggalkan. Ketika sedang mengalami masalah besar, Anda harus tetap berada di sisi pasangan. Orang tua atau mertua boleh memberikan masukan, tapi dalam mengambil keputusan, pertimbangkan dulu pasangan Anda.
Lain soal jika masalah Anda berhubungan dengan hukum. Misalnya, Anda tahu pasangan korupsi, dan orang tua Anda bersikeras untuk melaporkannya ke KPK. Di situlah akal sehat Anda harus bekerja ekstra dalam mengambil keputusan.
2. Jangan gampang curhat
Salah satu kesalahan utama yang sering dibuat oleh pasangan menikah adalah hobi menceritakan masalah rumah tangga kepada orang-orang yang dihormati, termasuk kepada kepada orang tua atau mertua.
Selesaikan persoalan itu di rumah sendiri dulu, bukan dengan balik badan dari pasangan dan curhat dengan orang tua sendiri atau kepada mertua. Mereka bisa Anda minta pendapatnya, jika Anda dan pasangan menemui jalan buntu.
Tahukah Anda, tiap kali Anda pergi ke orang tua ketika merasa marah atau luka atas perlakuan pasangan, mereka akan memendam kemarahan kepada pasangan. Dan jika Anda mengadu ke mertua, bisa jadi mereka subjektif dan lebih membela pasangan Anda.
3. Selalu diskusikan dengan pasangan
Apa pun itu, Anda dan pasangan menjalani pernikahan berdua, yang berarti keduanya harus aktif. Diskusikan pula peran orang tua masing-masing agar tidak terjadi miskomunikasi.
Anda dan pasangan tidak bisa membaca pikiran masing-masing, sehingga semuanya harus dibicarakan dulu. Bahkan jika Anda berdua bisa telepati, ngobrol langsung lebih enak, kan, he he....
Sebagian bahan: Femina