Sejak dikenal luas di era 1980-an, HIV-AIDS belum dimengerti oleh penduduk dunia. Masih banyak yang salah paham tentang HIV dan AIDS.
Kesalahpahaman itu tak hanya membuat kita paranoid pada hal yang tak perlu, atau justru memperbesar risiko penularan.
Ini dia mitos yang paling sering bikin orang gagal paham.
1. Anda bisa tertular HIV-AIDS jika bergaul dengan penderita HIV-AIDS atau positif HIV
Anda sama sekali tak akan tertular HIV-AIDS jika Anda bergaul dengan mereka, sehingga Anda bisa terus berhubungan seperti biasa, seperti bekerja bareng.
Anda juga tidak akan tertular jika berpelukan atau bersalaman dengan penderita HIV-AIDS, menggunakan kolam renang atau kloset duduk yang sama, bergantian baju atau peralatan makan, atau saat mereka batuk dan bersin.
HIV juga tidak menyebar melalui sentuhan, air mata, keringat, air liur, atau air seni.
2. Nyamuk menyebarkan HIV
Mitos ini terjadi karena orang khawatir gigitan nyamuk juga bisa menular HIV karena virus HIV ditularkan melalui cairan tubuh, seperti darah dan semen (cairan kelamin).
Padahal menurut beberapa penelitian, tidak terjadi kasus penularan HIV, bahkan di daerah yang banyak nyamuknya.
3. Heteroseksual lebih kecil risikonya kena HIV-AIDS
Tidak; baik heteroseksual berisiko sama menderita HIV-AIDS. Memang banyak pria homoseksual terjangkit HIV-AIDS karena seks anal memiliki risiko besar menularkan HIV-AIDS.
Tapi fakta mengejutkan, di Indonesia kelompok paling banyak terinfeksi HIV adalah ibu rumah tangga. Dan data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa ribuan penularan kasus HIV disebabkan oleh suami yang suka gonta-ganti pasangan!
4. Anda bisa tahu jika pasangan positif HIV
Sayangnya tidak, karena Anda maupun pasangan bisa mengidap HIV tanpa gejala apa pun selama bertahun-tahun. Satu-satunya cara untuk Anda atau pasangan Anda memastikannya adalah melalui tes medis.
5. HIV-AIDS tidak menular melalui seks oral
Seks oral memang memiliki risiko lebih kecil dari beberapa tipe hubungan seks lainnya. Namun Anda tetap bisa tertular jika melakukan seks oral dengan pria atau wanita yang positif HIV. Menggunakan pelindung berbahan lateks (kondom) adalah salah satu cara mencegah penularan.
6. Hidup berakhir jika dinyatakan positif HIV
Kemajuan ilmu pengobatan mampu memperpanjang usia mereka yang positif HIV (bukan penderita HIV-AIDS, karena positif HIV belum tentu HIV-AIDS. AIDS adalah tahap ketiga setelah orang terinfeksi HIV), dan mereka pun bisa hidup normal dan produktif.
Namun karena AIDS berkembang hingga 10 tahun setelah tertular virus HIV, mereka yang positif HIV masih bisa menularkan orang lain. Tentunya bukan menular dengan hal-hal yang disebutkan di poin 1.
7. Jika Anda dan pasangan sama-sama positif HIV, Anda tidak perlu mempraktikkan seks aman
Memakai kondom atau menggunakan pelindung gusi bisa melindungi Anda dari kemungkinan penularan strain HIV (virus HIV dalam tipe tertentu) yang resistan terhadap obat-obatan yang ada.
8. Anda bisa sembuh jika sudah positif HIV karena minum obat
Positif HIV dan HIV-AIDS belum bisa disembuhkan; namun Anda bisa mengelola kondisi positif HIV seumur hidup.
Obat ARV (antiretroviral) atau ART (antiretroviral treatment) mampu memperbaiki kehidupan banyak orang yang positif HIV dan membantu mereka hidup lebih lama.
Tetapi obat ini memiliki efek samping seperti kehilangan kepadatan tulang, kadar gula darah tinggi, menaikkan kadar asam di darah, dan gangguan jantung. Hingga kini belum ada obat yang bisa menyembuhkan HIV, dan strain HIV yang resistan terhadap obat membuat pengobatan menjadi lebih sulit.
Foto: Unicef, Kompas.com