Apartemen adalah pilihan tepat bagi pasangan sibuk. Bagi Dita dan Mulie Addlecoat, perpaduan elemen Skandinavia dan industrial menjadi pilihan desainnya.
Pagi menjelang siang di awal Oktober lalu, saya menginjakkan kaki di sebuah gedung di kawasan Gandaria, Jakarta Selatan. Kesan mewah langsung terasa lewat lantainya yang berbahan marmer, begitu elegan. Di sekeliling, orang-orang asing berlalu-lalang. Untuk sesaat, saya merasa seperti berada di luar negeri.
Kemudian saya memasuki lift dan, sesaat kemudian, saya tiba di ‘ruang bermain’ milik Dita dan Mulie Addlecoat. Seorang asisten rumah tangga membukakan pintu setelah saya menekan bel. Ia keluar dengan menggendong bayi kecil yang memiliki tawa begitu manis. Bayi itu Kanoa, anak kedua pasangan Addlecoat. Ia berusia enam bulan.
“Maaf, ya, agak berantakan, nih,” ujar Dita seraya menyambut tim PESONA. Berantakan yang dimaksud adalah adanya pernak-pernik milik anak-anaknya yang tergeletak di sembarang tempat. Sejujurnya saya tidak terlalu menyadari hal itu. Kesan pertama yang muncul ketika memasuki apartemennya adalah rasa nyaman yang menenangkan. Seketika saja, hiruk-pikuk ibu kota Jakarta hilang begitu saja dari benak saya.
Saya mulai memperhatikan detail-detail yang ada di sana. Bagi saya, apartemen itu terasa minimalis, namun kaya akan aksen yang mengingatkan kita pada elemen-elemen gaya desain industrialis.
Di samping saya ada desain butiran-butiran air berwarna hitam, dalam berbagai ukuran. Butiran itu berfungsi sebagai gagang lemari (lemari sepatu dan juga dispenser), kadang juga berfungsi sebagai tempat menggantung jaket atau tas. Desain butiran air berlanjut hingga ke dinding sebelah. Ketika saya mundur dan memperluas pandangan, yang terlihat adalah tetesan air hujan. “Karena terlalu biasa jika (memakai desain) awan. Saya ingin membuatnya seperti instalasi yang menyatu dengan desain ruangan,” jelas Mulie.