Lukas baru berumur dua setengah minggu ketika sang ibu, Laura, meminta Rittar Rajagukguk untuk mengambil foto-foto terbaiknya.
Setelah Lukas tertidur pulas, jari jemari Rittar bergerak cepat menekan tombol shutter, mengabadikan pose terbaik Lukas dalam karya fotografi.
Menjadi seorang fotografer bayi adalah profesi yang digeluti Rittar sejak tahun 2010. Wanita berusia 35 tahun ini awalnya adalah seorang bankir. Dorongan suami membuat Rittar yakin bahwa dunia fotografi adalah profesi yang tepat untuknya. Apalagi saat itu belum banyak orang yang menekuni profesi sebagai fotografer newborn baby.
Naluri keibuannya merasa tertantang. Ibu berputra satu ini mulai menguatkan tekad dan belajar ilmu fotografi secara online. Setelah merasa cukup menguasai teknis fotografi, Rittar mulai mencipta karya.
“Waktu itu anak saya sudah tidak bayi dan kebetulan saya belum dikaruniai anak lagi. Saya memberanikan diri untuk memotret anak teman,” ujar Rittar lugas.
Rittar menyadari bahwa kualitas adalah senjata utama bagi seorang seniman untuk mengisi pundi-pundi. Ia pun memberikan ciri khasnya dalam setiap karyanya—yakni, menjadi layaknya seorang ibu.
“Sejak awal saya memberi sentuhan layaknya seorang ibu. Saya berusaha memberikan ‘jiwa’ pada setiap karya dengan memberikan ide pose
kepada sang anak. Fotografer lain mungkin memerlukan pengarah gaya sendiri. Saya berbeda, karena saya ingin menjadi diri sendiri dan
berusaha lebih feminin. Ini ciri khas dari hasil karya saya,” ujar alumnus Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia itu.
Untuk membantu pemasaran, Rittar memilih media sosial, terutama Facebook, Instagram, dan Twitter sebagai media promosi. Khusus Instagram
saja, jumlah follower @rittarajagukguk sudah mencapai 82 ribu orang. Ia juga membuat situs www.smallbitesbyrittar.com sebagai wadah
menebar karya.
“Kesulitan hampir tidak ada. Yang pasti, kita harus tahu betul ilmunya sebelum memegang anak orang. Apalagi di Indonesia, kebanyakan orang tua terutama nenek, masih takut melepas bayi baru lahir untuk dijadikan objek foto. Kita harus adjust, jangan terlalu idealis, dan kreatif mengikuti perkembangan zaman.”
Foto ibu hamil, bayi baru lahir (newborn baby), batita, balita hingga foto keluarga adalah beberapa produk yang ditawarkan Smallbites. Untuk harga, tarif Rittar memang tak murah, tapi para kliennya tidak keberatan.
Perlahan Smallbites mulai merebut perhatian dunia. Setelah mendapatkan penghargaan dari Nikon Indonesia di 2011, National Association of Professional Child Photographers (NAPCP) memberi penghargaan untuk karyanya dalam kompetisi foto bayi di bulan Juli 2012, penghargaan
kategori ibu hamil di bulan Januari 2013, dan gelar Honorable Recognition of Merit untuk kategori bayi pada tahun 2016.
Gelar terakhir semakin melambungkan nama Rittar karena ia memotret Gempita Noura Marten, anak perempuan pasangan Gading Marten-Gisella Anastasia. Sejak itu, mulai dari Rizky Hanggono, Ashanty, Ruben Onshu dan beberapa artis lainnya mulai mempercayakan Rittar untuk memotret buah hati mereka.
Ke depannya, dengan pengalaman dan ilmu yang sudah didapat, Rittar akan mencoba terjun ke dunia baru yakni menjadi tenaga pengajar khusus fotografi newborn baby.
“Saya akan membuka workshop untuk fotografi newborn baby, membagi ilmu yang saya miliki kepada orang lain,” ujar Rittar sambil tersenyum lebar, dan kembali memotret.
Foto: Shinta Meliza
Pengarah gaya: Nanda Djohan