Punya suami yang berkarier sukses dan kaya tentunya menjadi idaman setiap wanita, juga idaman para orang tua. Namun di sisi lain, juga ada anggapan bahwa laki-laki sukses dan kaya biasanya sulit untuk setia.
Kekayaan dan kesuksesan pria akan terlihat seksi di mata kaum wanita. Kekaguman dari kaum Hawa itulah yang pada akhirnya akan meruntuhkan benteng kesetiaan pria terhadap istri atau wanita yang ia cintai.
Lantas bagaimana dengan laki-laki yang biasa-biasa saja, secara karier dan finansial? Apakah mereka lebih tangguh dalam memperjuangkan cinta? Itulah yang ingin diungkapkan oleh sutradara Guntur Soeharjanto dalam film "Cinta Laki-laki Biasa" yang diangkat dari novelet karya Asma Nadia.
Nania Wiryawan (Velove Vexia) adalah seorang calon arsitek dan berasal dari keluarga kelas atas Jakarta. Ketiga kakak perempuannya semua menikahi laki-laki yang ‘luar biasa’. Kakak sulungnya bersuamikan seorang politikus sukses. Kakak keduanya menikah dengan pengusaha kaya raya, sedangkan suami kakak ketiganya adalah seorang psikolog terkenal dan dosen di beberapa universitas.
Orang tua Nania (Ira Wibowo dan Cok Simbara) bermaksud menjodohkan putri bungsu mereka dengan Tyo (Nino Fernandez), seorang dokter ahli bedah saraf lulusan Jerman.
Namun hati Nania justru kepincut pada Rafli (Deva Mahenra), kepala mandor bangunan yang ‘cuma’ lulusan D-3, yang dikenalnya saat menjalani kuliah kerja di lokasi proyek pembangunan perumahan bagi rakyat kecil. Di mata Nania, dalam kesederhanaannya Rafli justru terlihat tangguh dan dapat diandalkan dalam menghadapi hidup, terutama karena keyakinannya yang kuat terhadap agama.
Namun, Nania tak bisa menebak isi hati Rafli terhadapnya, karena laki-laki itu tak pernah terang-terangan memperlihatkannya. Alhasil, ketika kuliah kerja Nania berakhir, keduanya berpisah begitu saja.
Ternyata Rafli bukannya tak punya perasaan istimewa terhadap Nania. Diam-diam ia menyusun rencana untuk menikahi gadis itu, antara lain dengan membangun rumahnya sendiri. Dua tahun kemudian, ketika Nania sudah menjadi arsitek terkenal, tahu-tahu Rafli muncul di depan gadis itu dan langsung mengajaknya menikah. Melihat kesungguhan dan kemantapan Rafli, Nania pun tanpa ragu menerimanya.
Bisa diduga betapa syok orang tua Nania—terutama sang ibu—saat Rafli melamar putri mereka. Begitu pula dengan ketiga kakak Nania beserta suami mereka. Semua tak habis pikir, apa yang dilihat Nania dari sosok Rafli, padahal ada Tyo yang tampan dan bermasa depan cerah.
Namun, sama seperti Rafli, Nania pun tipe wanita yang tak bisa digoyahkan bila sudah punya keyakinan. Keduanya pun menikah secara sederhana, jauh dari pernikahan akbar seperti yang diharapkan orang tua Nania.