Selama ini pendekatan ilmu psikologi telah dipercaya untuk bisa membantu mengatasi stres atau trauma seseorang, namun prosesnya tidaklah sekejap mata. Seperti halnya dokter, terlebih dulu kita harus memiliki trust terhadap psikolog dan bersedia bekerja sama selama proses terapi. Sayangnya, tidak semua orang mau terbuka kepada 'orang asing', apalagi untuk menceritakan masalah yang sangat pribadi. Dan karena membutuhkan waktu yang relatif panjang, tidak semua orang sanggup menjalani proses terapi tersebut hingga tuntas. Atau sebaliknya, justru menimbulkan rasa ketergantungan terhadap terapis.
Selain terapi psikologis, sebenarnya ada beberapa terapi baru yang dikategorikan ke dalam ilmu Energy Psychology atau psikoterapi berbasis energi. Prinsipnya diambil dari ilmu pengobatan tradisional China yang menyelaraskan sirkuit energi elektromagnetik tubuh (meridian). Dalam pendekatan Energy Psychology, setiap masalah stres atau emosi tidak lagi dibahas atau dianalisa kisah latarnya, namun dipahami sebagai 'macetnya' aliran energi (chi) dalam meridian tubuh seseorang. Dengan memakai sentuhan, ketukan, jarum, laser pada titik akupunktur, kemacetan tersebut bisa diatasi dengan waktu relatif singkat.
Salah satu teknik Energy Psychology yang cukup populer adalah Emotional Freedom Technique (EFT) atau sering disebut dengan 'emotional acupuncture'. Teknik terapi yang dikembangkan oleh Gary Craig ini berakar dari kombinasi metode psikoterapi dan penyembuhan akupunktur.
Gary yang seorang insinyur dari Stanford University ini mengadopsi teknik Thought Field Therapy (TFT) dari Dr. Callahan, gurunya. Gary menyederhanakan teknik terapi tersebut sehingga lebih mudah dilakukan namun tetap efektif. Gary pun berhasil membuktikan efektivitas EFT yang digunakan untuk menyembuhkan para veteran perang Vietnam di AS yang telah berpuluh tahun mengalami post traumatic stress disorder hanya dalam 6 hari!
Di samping EFT, ada pula terapi Energy Psychology lain yang sejenis yaitu Tapas Acupressure Technique (TAT). Teknik yang ditemukan oleh seorang ahli akupunktur, Tapas Fleming ini, lebih mudah dan sederhana dibandingkan EFT karena hanya dilakukan dengan menyentuh ringan di 3 titik akupunktur di kepala sambil mengarahkan pada masalah yang dihadapi. Teknik TAT sangat efektif untuk mengatasi stres, trauma, emosi negatif, kebiasaan buruk, masalah relasi, penyakit psikosomatis dan bahkan untuk memelihara berat badan yang sehat.
Seperti halnya EFT, TAT juga menjadi salah satu terapi favorit untuk menangani stres atau trauma pada korban pasca bencana. Asosiasi Terapi Krisis di Meksiko menggunakan TAT untuk menangani trauma pada sekitar 1.652 anak yang mengalami bencana banjir, para korban bencana gempa di Kolombia, dan banjir longsor di Venezuela. Di Indonesia, TAT pertama kali dilakukan secara intensif pada tahun 2006 kepada para korban gempa di Yogyakarta dan terus dilakukan kepada penderita trauma di Situ Gintung dan korban bom Marriot kedua.
“Dengan menyentuh titik-titik tersebut, rasa trauma akan pudar sehingga pikiran dan perasaan negatif yang menyertainya pun akan hilang,” ujar Reza Gunawan, praktisi kesehatan holistik dari True Nature Holistic Healing yang juga pertama kali memperkenalkan teknik EFT dan TAT di Indonesia.
Teknik ini bisa digunakan sebagai salah satu suplemen terapi untuk menangani berbagai gangguan fisik maupun psikis. Bahkan para profesional (seperti: psikolog, dokter gigi, sampai Reiki Master) juga menjadikan teknik ini sebagai teknik pelengkap terapi mereka.
Kedua teknik ini membuka paradigma baru dalam penyembuhan karena tidak memakan waktu terapi yang lama dan dapat langsung ditujukan pada sumber penyebab masalah, hanya dalam hitungan menit saja. “Yang lebih penting adalah siapa pun bisa belajar mengatasi stres dengan mudah dan efektif,” Reza menjelaskan.
Selain terapi psikologis, sebenarnya ada beberapa terapi baru yang dikategorikan ke dalam ilmu Energy Psychology atau psikoterapi berbasis energi. Prinsipnya diambil dari ilmu pengobatan tradisional China yang menyelaraskan sirkuit energi elektromagnetik tubuh (meridian). Dalam pendekatan Energy Psychology, setiap masalah stres atau emosi tidak lagi dibahas atau dianalisa kisah latarnya, namun dipahami sebagai 'macetnya' aliran energi (chi) dalam meridian tubuh seseorang. Dengan memakai sentuhan, ketukan, jarum, laser pada titik akupunktur, kemacetan tersebut bisa diatasi dengan waktu relatif singkat.
Salah satu teknik Energy Psychology yang cukup populer adalah Emotional Freedom Technique (EFT) atau sering disebut dengan 'emotional acupuncture'. Teknik terapi yang dikembangkan oleh Gary Craig ini berakar dari kombinasi metode psikoterapi dan penyembuhan akupunktur.
Gary yang seorang insinyur dari Stanford University ini mengadopsi teknik Thought Field Therapy (TFT) dari Dr. Callahan, gurunya. Gary menyederhanakan teknik terapi tersebut sehingga lebih mudah dilakukan namun tetap efektif. Gary pun berhasil membuktikan efektivitas EFT yang digunakan untuk menyembuhkan para veteran perang Vietnam di AS yang telah berpuluh tahun mengalami post traumatic stress disorder hanya dalam 6 hari!
Di samping EFT, ada pula terapi Energy Psychology lain yang sejenis yaitu Tapas Acupressure Technique (TAT). Teknik yang ditemukan oleh seorang ahli akupunktur, Tapas Fleming ini, lebih mudah dan sederhana dibandingkan EFT karena hanya dilakukan dengan menyentuh ringan di 3 titik akupunktur di kepala sambil mengarahkan pada masalah yang dihadapi. Teknik TAT sangat efektif untuk mengatasi stres, trauma, emosi negatif, kebiasaan buruk, masalah relasi, penyakit psikosomatis dan bahkan untuk memelihara berat badan yang sehat.
Seperti halnya EFT, TAT juga menjadi salah satu terapi favorit untuk menangani stres atau trauma pada korban pasca bencana. Asosiasi Terapi Krisis di Meksiko menggunakan TAT untuk menangani trauma pada sekitar 1.652 anak yang mengalami bencana banjir, para korban bencana gempa di Kolombia, dan banjir longsor di Venezuela. Di Indonesia, TAT pertama kali dilakukan secara intensif pada tahun 2006 kepada para korban gempa di Yogyakarta dan terus dilakukan kepada penderita trauma di Situ Gintung dan korban bom Marriot kedua.
“Dengan menyentuh titik-titik tersebut, rasa trauma akan pudar sehingga pikiran dan perasaan negatif yang menyertainya pun akan hilang,” ujar Reza Gunawan, praktisi kesehatan holistik dari True Nature Holistic Healing yang juga pertama kali memperkenalkan teknik EFT dan TAT di Indonesia.
Teknik ini bisa digunakan sebagai salah satu suplemen terapi untuk menangani berbagai gangguan fisik maupun psikis. Bahkan para profesional (seperti: psikolog, dokter gigi, sampai Reiki Master) juga menjadikan teknik ini sebagai teknik pelengkap terapi mereka.
Kedua teknik ini membuka paradigma baru dalam penyembuhan karena tidak memakan waktu terapi yang lama dan dapat langsung ditujukan pada sumber penyebab masalah, hanya dalam hitungan menit saja. “Yang lebih penting adalah siapa pun bisa belajar mengatasi stres dengan mudah dan efektif,” Reza menjelaskan.
Shinta Kusuma