Kegembiraan, merupakan hal penting dalam hidup ini. Kita sering lupa banyak hal; lupa cara bernapas dengan benar karena takut menghirup udara terpolusi, lupa cara bermain dengan anak, juga lupa cara untuk bergembira. Di Bali Spirit Festival ke-6, Maret lalu, saya seolah diingatkan kembali akan semua itu.
Gembirakan diri sendiri
Gigi Yogini, Self Expression Therapy dari USA, mengajak peserta untuk mempraktikkan kegembiraan lewat workshopnya, The Art of Practizing Joy. Workshop ini merupakan gabungan yoga tradisional dengan tarian Afrika Barat serta musik eklektik.
“Maximize your breath,” ujarnya, mengawali workshop. Bernapas secara maksimal, menurutnya adalah untuk menyeimbangkan daerah perut. Setelah memaksimalkan napas dalam beberapa hitungan, “Use your body,” katanya.
Lakukan gerakan-gerakan yoga selama beberapa hitungan. “Be with people who make you better, because we have toxic friends,” ujarnya, menuntun kami menuju langkah ketiga. Tanpa kita sadari, kita punya teman yang menguras energi kita. Itu membuat kita lupa caranya untuk bergembira. Pada tahap ketiga itu kami harus berkenalan dengan beberapa orang baru.
“Active smiling makes people smile. Active laughing makes people laugh. Make a distance with toxic friends. Spending time with people who makes you happy…” Bagai mantera, kalimat-kalimat ini diucapkan oleh Gigi.
“Do what you loves. Dancing, singing caring children, caring grandchildren, going to the beach, yoga… “ Seketika kelas menjadi riuh. Ada yang menari, ada pula yang menyanyi. Ada yang tertawa lepas, sampai keringat mengucur. Bergerak bebas, menyanyi ‘hahaha huhu’ dengan napas perut hingga muncul kegembiraan. Tetapi ada pula yang memilih posisi relaksasi dengan tidur telentang.
“Practice gratitude. Joy is circumtancial,” ujar Gigi menyebut langkah terakhir. Mulailah kegembiraan itu dari dalam diri. Setelah itu tularkanlah kepada orang lain dengan tulus.