Ketika kami mendaftarkan Ibu naik haji, beliau bahagia luar biasa. Menunaikan ibadah haji memang cita-citanya sejak dulu, tapi selama ini selalu terkalahkan oleh kebutuhan sehari-hari. Saking senangnya, Ibu mengabarkan berita gembira itu ke seluruh keluarga, tetangga, dan kenalannya.
Tapi, manusia berencana, Tuhan yang menentukan. Delapan bulan menjelang keberangkatan, Ibu terserang Alzheimer. Tiba-tiba saja Ibu menolak membaca Al Quran seperti kebiasaannya, bahkan tidak ingat bahwa ia akan naik haji. Ibu juga keukeuh menolak ikut bimbingan haji dan manasik, sehingga dokter sempat ragu-ragu memberi izin Ibu naik haji.
Meski akhirnya Ibu diizinkan berangkat, tetap saja semua anaknya panik. Rasanya kami semua tak sampai hati melepas Ibu naik haji, meski beliau didampingi kakak lelaki kami. Tapi, Tuhan memang penuh kasih. Kata Abang, selama di Tanah Suci, Ibu normal-normal saja, bahkan berhasil menjalankan semua ibadah dengan lancar. Lucunya, begitu menjejakkan kaki kembali di Tanah Air, eh, Alzheimer Ibu kumat lagi!
Tapi, manusia berencana, Tuhan yang menentukan. Delapan bulan menjelang keberangkatan, Ibu terserang Alzheimer. Tiba-tiba saja Ibu menolak membaca Al Quran seperti kebiasaannya, bahkan tidak ingat bahwa ia akan naik haji. Ibu juga keukeuh menolak ikut bimbingan haji dan manasik, sehingga dokter sempat ragu-ragu memberi izin Ibu naik haji.
Meski akhirnya Ibu diizinkan berangkat, tetap saja semua anaknya panik. Rasanya kami semua tak sampai hati melepas Ibu naik haji, meski beliau didampingi kakak lelaki kami. Tapi, Tuhan memang penuh kasih. Kata Abang, selama di Tanah Suci, Ibu normal-normal saja, bahkan berhasil menjalankan semua ibadah dengan lancar. Lucunya, begitu menjejakkan kaki kembali di Tanah Air, eh, Alzheimer Ibu kumat lagi!
Fenita Haryanto - Surabaya