Ada 262 juta lama yang muncul bila kita mengetik kata 'aging' di mesin pencari Google, dan lebih dari dua juta laman untuk kata 'penuaan'. Tak sulit menyimpulkan bahwa banyaknya laman itu merupakan ungkapan jujur tentang kecemasan orang akan penuaan.
Sejumlah laman menuliskan kiat-kiat menunda penuaan, jurus awet muda, sampai usaha penerimaan diri terhadap takdir yang tak mungkin dihindari itu. Di sisi lain, bertambahnya usia - pada sebagian kalangan - membuahkan kesadaran lain; betapa dekatnya kita terhadap sesuatu yang tak lagi indah, tidak lagi cantik, dan tak lagi sesempurna (fisik) orang muda. Separah itukah?
Menurut Roslina Verauli, psikolog dari Universitas Tarumanagara, Jakarta, ketakutan wanita umumnya berkisar seputar penampilan fisik. "Banyak wanita yang cemas akan penampilan mereka. Dengan merangkak-naiknya usia, mereka khawatir terlihat tidak menarik lagi. Soal menopause juga menjadi kecemasan tersendiri. Namun ini lebih karena mereka belum terlalu memahami apa menopause itu, sehingga baru memikirkannya saja sudah tidak nyaman, apalagi mengalaminya. Kecemasan lain berasal dari karier dan rumahtangga, karena ada orang yang tidak puas bila belum meraih posisi atau kebahagiaan tertentu pada usia tertentu."
Karena itu, menghadapi proses penuaan tergantung pada diri sendiri. Ira Wibowo (45), yang tetap cantik dan segar, mengaku selalu bersyukur setiap hari, karena di matanya, "Semua tahap kehidupan memiliki keindahannya masing-masing." Sementara dr. Enrina Diah (39), ahli bedah plastik, mengatakan,"Saya berusaha selalu bersikap positif dalam menanggapi segala hal, termasuk pada saat sulit."
Julia Roberts, yang menolak melakukan operasi plastik, mengaku sangat menikmati pertambahan usianya. "Rahasia kecantikan saya adalah kebahagiaan," kata aktris yang belakangan memeluk Agama Hindu itu. Sementara Meryl Streep dengan santai mengungkapkan, ia capek sejak remaja merasa khawatir dianggap tidak cukup cantik. "Jadi, sekarang saya tak merasa perlu lagi memikirkannya. Saya malah lupa kali terakhir mecemaskan penampilan saya."
Begitu banyak contoh kasus, begitu banyak saran. Pada intinya, saran mana saja boleh dipilih, selama Anda dapat menikmatinya. Demikian banyak berkah usia matang yang diberikan Tuhan; kepercayaan diri yang lebih tebal, kondisi finansial yang makin mantap (ingat betapa Anda sekarang bisa membeli sepatu Louboutin atau tas herbag Hermes tanpa terlalu banyak berpikir?), lebih mencintai diri sendiri (sekarang Anda merasa pede ke bioskop sendirian, belanja, atau ke toko buku tanpa harus didampingi pasangan atau teman), serta lebih yakin mengambil keputusan (pindah kerja, belajar melukis, atau hanya mengubah gaya rambut).
Bayangkan gambaran ini: Anda adalah wanita matang yang sedang menyeberang jalan, sendirian, tapi tidak kesepian, dengan musik bergaung di kepala Anda, dan senyum yang sesekali merekah tatkala berpapasan dengan orang lain. Dan orang akan mengagumi penampilan Anda yang selalu tampak keren: rok print dengan loose cardigan, sepatu bertumit 7 senti, dan seulas lipstik berwarna muda yang menyamarkan usia.
Tapi lebih dari itu, mereka kagum akan rasa percaya diri, kenyamanan, dan rasa syukur yang terpancar di wajah Anda yang terawat. Tahun-tahun yang telah berlalu, yang sedang dinikmati, dan yang akan datang, adalah anugerah. Seolah-olah bahasa tubuh Anda mengatakan, "Kendati semakin pendek, lilin itu masih bercahaya. Sebelum sumbunya benar-benar habis, apinya tetap menyala."
Sejumlah laman menuliskan kiat-kiat menunda penuaan, jurus awet muda, sampai usaha penerimaan diri terhadap takdir yang tak mungkin dihindari itu. Di sisi lain, bertambahnya usia - pada sebagian kalangan - membuahkan kesadaran lain; betapa dekatnya kita terhadap sesuatu yang tak lagi indah, tidak lagi cantik, dan tak lagi sesempurna (fisik) orang muda. Separah itukah?
Menurut Roslina Verauli, psikolog dari Universitas Tarumanagara, Jakarta, ketakutan wanita umumnya berkisar seputar penampilan fisik. "Banyak wanita yang cemas akan penampilan mereka. Dengan merangkak-naiknya usia, mereka khawatir terlihat tidak menarik lagi. Soal menopause juga menjadi kecemasan tersendiri. Namun ini lebih karena mereka belum terlalu memahami apa menopause itu, sehingga baru memikirkannya saja sudah tidak nyaman, apalagi mengalaminya. Kecemasan lain berasal dari karier dan rumahtangga, karena ada orang yang tidak puas bila belum meraih posisi atau kebahagiaan tertentu pada usia tertentu."
Karena itu, menghadapi proses penuaan tergantung pada diri sendiri. Ira Wibowo (45), yang tetap cantik dan segar, mengaku selalu bersyukur setiap hari, karena di matanya, "Semua tahap kehidupan memiliki keindahannya masing-masing." Sementara dr. Enrina Diah (39), ahli bedah plastik, mengatakan,"Saya berusaha selalu bersikap positif dalam menanggapi segala hal, termasuk pada saat sulit."
Julia Roberts, yang menolak melakukan operasi plastik, mengaku sangat menikmati pertambahan usianya. "Rahasia kecantikan saya adalah kebahagiaan," kata aktris yang belakangan memeluk Agama Hindu itu. Sementara Meryl Streep dengan santai mengungkapkan, ia capek sejak remaja merasa khawatir dianggap tidak cukup cantik. "Jadi, sekarang saya tak merasa perlu lagi memikirkannya. Saya malah lupa kali terakhir mecemaskan penampilan saya."
Begitu banyak contoh kasus, begitu banyak saran. Pada intinya, saran mana saja boleh dipilih, selama Anda dapat menikmatinya. Demikian banyak berkah usia matang yang diberikan Tuhan; kepercayaan diri yang lebih tebal, kondisi finansial yang makin mantap (ingat betapa Anda sekarang bisa membeli sepatu Louboutin atau tas herbag Hermes tanpa terlalu banyak berpikir?), lebih mencintai diri sendiri (sekarang Anda merasa pede ke bioskop sendirian, belanja, atau ke toko buku tanpa harus didampingi pasangan atau teman), serta lebih yakin mengambil keputusan (pindah kerja, belajar melukis, atau hanya mengubah gaya rambut).
Bayangkan gambaran ini: Anda adalah wanita matang yang sedang menyeberang jalan, sendirian, tapi tidak kesepian, dengan musik bergaung di kepala Anda, dan senyum yang sesekali merekah tatkala berpapasan dengan orang lain. Dan orang akan mengagumi penampilan Anda yang selalu tampak keren: rok print dengan loose cardigan, sepatu bertumit 7 senti, dan seulas lipstik berwarna muda yang menyamarkan usia.
Tapi lebih dari itu, mereka kagum akan rasa percaya diri, kenyamanan, dan rasa syukur yang terpancar di wajah Anda yang terawat. Tahun-tahun yang telah berlalu, yang sedang dinikmati, dan yang akan datang, adalah anugerah. Seolah-olah bahasa tubuh Anda mengatakan, "Kendati semakin pendek, lilin itu masih bercahaya. Sebelum sumbunya benar-benar habis, apinya tetap menyala."
Hannie Kusuma, C. Ayumi Tanggo