Menurut penulis buku The Cinderella Complex, Collette Downing, kebutuhan wanita untuk tampil sempurna sesungguhnya sudah mengakar sejak kecil. Mungkin Anda ingat cerita Cinderella atau Putri Salju, seorang wanita cantik sempurna (secara fisik) yang beruntung memenangkan hati seorang pangeran dan hidup bahagia di istana. Pada beberapa orang, dongeng masa kecil ini bisa terbawa hingga dewasa. Karena dengan menjadi sempurna, kata Downing, orang merasa lebih dihargai dan diakui oleh orang lain. Kebutuhan ini akan semakin besar jika diperkuat oleh tatanan nilai sosial budaya, tuntutan profesi dan pendapat orang-orang terdekat, terutama orang tua.
Selain tekanan lingkungan, peran media pun ikut ambil andil untuk membentuk image wanita cantik sempurna. Hampir semua tayangan iklan produk kosmetika maupun fashion di majalah atau layar kaca, menampilkan model versi Barat yang cantik, ramping, berhidung mancung dan berkulit putih ‘kinclong’. Terlebih lagi dengan ditunjang perkembangan teknologi medis di dunia kecantikan memberi kabar gembira bagi para pengejar kesempurnaan ini untuk mewujudkan mimpi mereka. Bayangkan, sekarang kalau ingin tampil flawless di pesta, Anda bisa mengencangkan dan mencerahkan kulit wajah seketika dengan suntik botox atau hanya dengan memoles krim La Mer.
Kecanggihan teknologi bedah plastik dan keahlian para dokter bedah saat ini pun memungkinkan mereka yang mendambakan tubuh indah dan seksi seperti Angelina Jolie dalam hitungan hari. Semuanya serba mungkin, tergantung kesediaan Anda merogoh kocek. Hasil jajak pendapat Pesona terhadap 169 wanita matang di kota-kota besar di Indonesia menunjukkan bahwa meskipun mengaku puas dengan penampilan saat ini, tapi mereka masih mau melakukan operasi bedah plastik pada wajah (88%) dan implantasi payudara (86%) jika mereka punya dana cukup.