“There is more to life than increasing its speed,” demikian Mahatma Gandhi (1869-1948) suatu saat berkata. Sebuah kalimat sederhana yang dilontarkan puluhan tahun lalu, tatkala teknologi bernama internet belum lagi diciptakan. Entah apa yang berkecamuk di benak negarawan India itu saat melontarkannya. Yang jelas, pernyataan ini semakin terasa kebenarannya, lebih dari setengah abad ketika Gandhi telah mangkat.
Saat ini manusia bergerak sangat cepat. Berita kemarin menjadi usang, kabar dua jam lalu bisa jadi basi. Situasi kehidupan seperti terus menuntut perhatian kita. Tidak ada waktu untuk mengobservasi sesuatu, apalagi merasakan. Bahkan akhir pekan, yang tadinya dirancang untuk berhenti sejenak, istirahat, menikmati, dan terhubung – dengan hal-hal yang kita inginkan atau butuhkan – seringkali dialihfungsikan menjadi hari kerja. Ketika tubuh mulai protes, ‘mendadak’ saja Senin sudah tiba.
When you run at full tilt, you are disconnected from yourself. Itu kata psikolog yang juga blogger, Gail Brenner. Pernahkah Anda merasa disetir oleh jadwal atau kewajiban dan lalu pikiran mengambil alih kendali tubuh? Lalu kapan hati kita akan terhubung dengan diri sendiri?
Inilah salah satu alasan mengapa Anda saya ajak melambatkan ritme hidup. Untuk menemukan apa yang sebenarnya kita cari – dan mungkin sebenarnya sudah ada, tapi lalai kita rasa. Pejamkan mata, biarkan tubuh dan pikiran relaks, singkirkan dulu ponsel cerdas (yang tidak mencerdaskan) itu, dan biarkan dunia menjadi datar sementara.
Seperti saya, mungkin Anda akan berkesimpulan masih ada hari di mana kita tidak selalu harus bergegas. Gandhi sudah mengetahuinya, jauh sebelum Anda dan saya melihat dunia.
Saat ini manusia bergerak sangat cepat. Berita kemarin menjadi usang, kabar dua jam lalu bisa jadi basi. Situasi kehidupan seperti terus menuntut perhatian kita. Tidak ada waktu untuk mengobservasi sesuatu, apalagi merasakan. Bahkan akhir pekan, yang tadinya dirancang untuk berhenti sejenak, istirahat, menikmati, dan terhubung – dengan hal-hal yang kita inginkan atau butuhkan – seringkali dialihfungsikan menjadi hari kerja. Ketika tubuh mulai protes, ‘mendadak’ saja Senin sudah tiba.
When you run at full tilt, you are disconnected from yourself. Itu kata psikolog yang juga blogger, Gail Brenner. Pernahkah Anda merasa disetir oleh jadwal atau kewajiban dan lalu pikiran mengambil alih kendali tubuh? Lalu kapan hati kita akan terhubung dengan diri sendiri?
Inilah salah satu alasan mengapa Anda saya ajak melambatkan ritme hidup. Untuk menemukan apa yang sebenarnya kita cari – dan mungkin sebenarnya sudah ada, tapi lalai kita rasa. Pejamkan mata, biarkan tubuh dan pikiran relaks, singkirkan dulu ponsel cerdas (yang tidak mencerdaskan) itu, dan biarkan dunia menjadi datar sementara.
Seperti saya, mungkin Anda akan berkesimpulan masih ada hari di mana kita tidak selalu harus bergegas. Gandhi sudah mengetahuinya, jauh sebelum Anda dan saya melihat dunia.
Hannie Kusuma