“Memang karena itu bisa muncul kekakuan dalam perilaku dan pola pikir,” ujarnya. Akibatnya, mereka sulit menyesuaikan diri dan lebih suka menumbuhkan resistensi terhadap hal-hal baru, hanya karena perubahan itu membutuhkan penyesuaian diri dan energi ekstra, sementara cadangan energinya mungkin tidak sebanyak dulu lagi. Namun, menurut Ratih, ada juga kalangan matang yang aware terhadap perubahan.
Seperti yang dilakukan Nana Firman (43). Sebagai aktivis di bidang lingkungan, ia harus terus memperbarui metodologi untuk menyusun rencana strategis. “Saya bekerja dengan stake holder yang terus berubah. Metode lama mungkin sudah tidak klop, masa saya terus-terusan memakai itu?” begitu ujarnya. Nana berpendapat, menetapkan tantangan untuk diri sendiri memang membutuhkan usaha. Ada orang yang malas melakukan itu, tetapi, menurutnya, itu tergantung dari kepribadian personal, dan tidak ada hubungannya dengan usia.
Rata-rata wanita di usia matang juga sudah mencapai kenyamanan, salah satunya dengan posisi karier yang tinggi, dan tantangan baru akan merusak kenyamanan tersebut. “Tapi itu tidak berlaku untuk saya. Bagi saya, justru ups and downs itulah yang membuat saya bangun dan bersemangat setiap hari.”
NTF