Orang tua juga butuh liburan untuk mengusir kejenuhan dan mengisi ulang ‘baterai’ kehidupan mereka. Dengan pengaturan yang tepat, Anda bisa mengajak mereka berlibur dengan senang dan tanpa kelelahan serta kerewelan.
Pilih destinasi & cara berlibur yang tepat
Pantangan nomor satu: tinggalkan ransel di rumah! Liburan ala backpacker yang murah meriah tapi menguras tenaga sama sekali tidak cocok diterapkan pada orang tua yang staminanya tidak lagi prima. Meski unsur petualangannya kurang asyik –setidaknya bagi Anda— tidak ada salahnya Anda menggunakan jasa biro perjalanan atau tur, mengingat banyak kemudahan yang bisa didapatkan. Antara lain, Anda tidak perlu mengajak orang tua naik-turun kereta bawah tanah yang sangat melelahkan, karena sudah tersedia bus untuk mengantar-jemput dari satu destinasi ke destinasi lain. Tetap lebih suka bepergian dengan gaya semi independen? Boleh saja, tapi setidaknya persiapkan rencana Anda dengan matang dan diskusikan dengan orang tua. Jadikan usia, mobilitas, dan status kesehatan orang tua sebagai pertimbangan untuk memilih destinasi berlibur.
Reservasi hotel di muka
Ada kenikmatan tersendiri jika memesan hotel berdekatan dengan tanggal keberangkatan. Kalau beruntung, Anda bisa mendapatkan harga promo seasonal yang datangnya tidak terduga. Tapi bila Anda bermaksud mengajak orang tua, sebaiknya jangan lakukan ini. Memesan hotel di muka dapat membantu mengurangi stres saat berlibur. Usia dan kesehatan orang tua bisa memicu tekanan emosional, terutama setelah mereka melakukan penerbangan jarak jauh. Jangan ditambah lagi dengan stres akibat belum mendapatkan hotel setiba di tempat tujuan. Lebih baik lagi bila hotel yang Anda pilih menyediakan jasa antar-jemput dari dan ke bandara, sehingga orang tua bisa segera beristirahat di hotel begitu keluar dari bandara.
Siapkan anggaran ekstra
Di benua Eropa atau Amerika, subway memang merupakan sarana transportasi umum yang aksesnya paling mudah dan murah. Tapi apakah orang tua Anda sanggup untuk turun-naik tangga stasiun subway? Atau menunggu bus di bawah udara yang panas (atau dingin)? Mereka tidak muda lagi, lho. Karena itu, meski mahal, biaya taksi harus dipersiapkan. Atau bisa juga Anda menyewa mobil jika durasi berlibur lebih dari empat hari dan bermaksud mengunjungi lebih dari satu kota.
Pelankan ritme
Mengunjungi satu atau dua objek wisata per hari adalah perhitungan yang paling realistis. Slow traveling membuat tubuh dan pikiran relaks, dan menghabiskan lebih banyak waktu di satu tempat juga akan membuat Anda lebih menikmati dan menghargai suasana dan momen kebersamaan bersama orang tua.
Selipkan me time
Setelah melakukan peran multitasking sebagai pengasuh, pemandu wisata, navigator, dan penerjemah (jika orang tua Anda tidak bisa berbahasa asing), tentu Anda butuh waktu untuk meredam stres dan lelah. Sisipkan waktu setengah atau satu hari untuk diri sendiri, misalnya dengan bersantai di spa, berenang di hotel, atau mencicipi hidangan di restoran unik di tengah kota. Komunikasikan hal ini dengan orang tua agar mereka tidak kebingungan saat Anda tinggalkan sendirian di hotel.
Pilih destinasi & cara berlibur yang tepat
Pantangan nomor satu: tinggalkan ransel di rumah! Liburan ala backpacker yang murah meriah tapi menguras tenaga sama sekali tidak cocok diterapkan pada orang tua yang staminanya tidak lagi prima. Meski unsur petualangannya kurang asyik –setidaknya bagi Anda— tidak ada salahnya Anda menggunakan jasa biro perjalanan atau tur, mengingat banyak kemudahan yang bisa didapatkan. Antara lain, Anda tidak perlu mengajak orang tua naik-turun kereta bawah tanah yang sangat melelahkan, karena sudah tersedia bus untuk mengantar-jemput dari satu destinasi ke destinasi lain. Tetap lebih suka bepergian dengan gaya semi independen? Boleh saja, tapi setidaknya persiapkan rencana Anda dengan matang dan diskusikan dengan orang tua. Jadikan usia, mobilitas, dan status kesehatan orang tua sebagai pertimbangan untuk memilih destinasi berlibur.
Reservasi hotel di muka
Ada kenikmatan tersendiri jika memesan hotel berdekatan dengan tanggal keberangkatan. Kalau beruntung, Anda bisa mendapatkan harga promo seasonal yang datangnya tidak terduga. Tapi bila Anda bermaksud mengajak orang tua, sebaiknya jangan lakukan ini. Memesan hotel di muka dapat membantu mengurangi stres saat berlibur. Usia dan kesehatan orang tua bisa memicu tekanan emosional, terutama setelah mereka melakukan penerbangan jarak jauh. Jangan ditambah lagi dengan stres akibat belum mendapatkan hotel setiba di tempat tujuan. Lebih baik lagi bila hotel yang Anda pilih menyediakan jasa antar-jemput dari dan ke bandara, sehingga orang tua bisa segera beristirahat di hotel begitu keluar dari bandara.
Siapkan anggaran ekstra
Di benua Eropa atau Amerika, subway memang merupakan sarana transportasi umum yang aksesnya paling mudah dan murah. Tapi apakah orang tua Anda sanggup untuk turun-naik tangga stasiun subway? Atau menunggu bus di bawah udara yang panas (atau dingin)? Mereka tidak muda lagi, lho. Karena itu, meski mahal, biaya taksi harus dipersiapkan. Atau bisa juga Anda menyewa mobil jika durasi berlibur lebih dari empat hari dan bermaksud mengunjungi lebih dari satu kota.
Pelankan ritme
Mengunjungi satu atau dua objek wisata per hari adalah perhitungan yang paling realistis. Slow traveling membuat tubuh dan pikiran relaks, dan menghabiskan lebih banyak waktu di satu tempat juga akan membuat Anda lebih menikmati dan menghargai suasana dan momen kebersamaan bersama orang tua.
Selipkan me time
Setelah melakukan peran multitasking sebagai pengasuh, pemandu wisata, navigator, dan penerjemah (jika orang tua Anda tidak bisa berbahasa asing), tentu Anda butuh waktu untuk meredam stres dan lelah. Sisipkan waktu setengah atau satu hari untuk diri sendiri, misalnya dengan bersantai di spa, berenang di hotel, atau mencicipi hidangan di restoran unik di tengah kota. Komunikasikan hal ini dengan orang tua agar mereka tidak kebingungan saat Anda tinggalkan sendirian di hotel.
Ruth Evelina