Kesalahan yang sering dilakukan para ibu lajang, menurut pengalaman psikolog Roslina Verauli saat menghadapi kliennya, adalah mereka terlalu cepat menyatukan teman kencan mereka dengan anak. “Banyak anak melihat teman kencan ibunya sebagai seseorang yang ingin 'merebut' ibunya atau menggantikan posisi ayah mereka. Reaksi penolakan anak bisa bermacam-macam, mulai dari ngambek, cemburu, hingga menunjukkan masalah di sekolah,” papar Roslina.
Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat mengenalkan kekasih Anda kepada anak, yaitu:
Pilih waktu saat hubungan mulai serius
Setelah Anda merasa yakin dialah orang yang tepat sebagai pasangan dan ayah anak Anda, barulah ajak dia berkenalan dengan anak-anak. Hal ini untuk menghindari kemungkinan kekecewaan kedua kalinya bagi anak, jika hubungan asmara Anda tidak berlanjut.
Perkenalkan sebagai teman
Perkenalkan pacar Anda sebagai teman biasa hingga anak mulai bisa beradaptasi. Karena, bila terlalu cepat menyebut pacar, anak Anda bisa menunjukkan reaksi marah atau cemburu sehingga akan cenderung menolak kehadiran Anda. Pahami 'kecemasan' anak dengan memberikan pemahaman tentang kondisi hubungan Anda sesuai dengan usia mereka.
Perkenalkan pacar Anda sebagai teman biasa hingga anak mulai bisa beradaptasi. Karena, bila terlalu cepat menyebut pacar, anak Anda bisa menunjukkan reaksi marah atau cemburu sehingga akan cenderung menolak kehadiran Anda. Pahami 'kecemasan' anak dengan memberikan pemahaman tentang kondisi hubungan Anda sesuai dengan usia mereka.
Bicarakan kepada mantan suami
Pada beberapa kasus, mantan suami berusaha menyabotase hubungan asmara Anda dengan 'memanfaatkan' anak Anda. Untuk itu, sebelum hal ini terjadi, ceritakan sedikit latar belakang pribadi kekasih baru Anda sehingga mantan suami bisa memahami kondisi hubungan Anda.
Pada beberapa kasus, mantan suami berusaha menyabotase hubungan asmara Anda dengan 'memanfaatkan' anak Anda. Untuk itu, sebelum hal ini terjadi, ceritakan sedikit latar belakang pribadi kekasih baru Anda sehingga mantan suami bisa memahami kondisi hubungan Anda.
Salah satu kekhawatiran para ibu lajang dalam berkencan adalah makin minimnya stok pria yang available. Sebuah fakta menarik yang sedikit melegakan adalah 62% dari 2,5 juta pria anggota Match.com – sebuah situs perjodohan terkenal di Amerika Serikat – menyatakan ‘tidak keberatan’ berkencan dengan single mom.
Fakta ini agak tak biasa mengingat banyak pria, terutama yang lajang, yang mundur teratur jika sudah berurusan dengan anak. Selain belum punya pengalaman menghadapi anak-anak, biasanya para pria lajang ini membutuhkan perhatian khusus dari pasangannya. Sementara para ibu lajang ini lebih menginginkan sharing dan hubungan yang lebih santai, mengingat tuntutan tugas mereka di rumah dan di kantor sudah segudang. “Padahal yang mereka harapkan saat ini, bukan mencari suami melainkan pria yang siap dan nyaman menjalankan tugas ayah,” jelas Roslina.
Faktor lain yang seharusnya diperhatikan adalah kedewasaan berpikir dan kemapanan finansial mereka. “Kedua faktor ini menjadi penting untuk menghindari pria-pria 'parasit' yang justru akan menambah beban para single mom ini,” Roslina mengingatkan. Apalagi jika usia sang pria lebih muda. Karena itu, selami dulu pribadi dan motivasi teman kencan Anda sebelum terlanjur memasuki hubungan yang lebih serius.