Membual agar terkesan hebat di mata orang lain, pria memang jagonya. Apalagi dalam urusan seks. Agung Marhaenis menceritakan kecenderungan itu dari sudut pandang nya.
Bualan pria tentang kehebatannya dalam berbagai hal, termasuk seks, memang bertebaran di mana-mana. Anda bisa mendengarnya di warung pinggir jalan, kafe, hingga dunia maya, tempat pria bisa membual dengan lebih aman dan nyaman. Mailing list dan portal internet sering dijadikan media bagi para pria yang tak percaya diri untuk membual (bluffing). Saya sebut tak percaya diri, karena mereka tak berani menampakkan muka.
Di ranah maya, satu sama lain seringkali tidak kenal, dan mereka 'berbincang' tanpa saling tatap muka. Saya sendiri aktif di beberapa komunitas dunia maya, mulai dari pehobi sepeda, fotografi, hingga 'kamar khusus' bagi pria untuk membicarakan seks. Saya pun bisa menyimpulkan –karena saya juga pria-- bahwa lelaki memang ingin selalu terlihat hebat di mata dunia. Di komunitas pehobi fotografi dan sepeda misalnya, mereka saling mengklaim bahwa kamera atau sepeda milik mereka adalah yang terbaik. Padahal, itu baru untuk urusan kamera dan sepeda. Untuk urusan seks, tentu bualan mereka jauh lebih dahsyat.
Dalam suatu kesempatan, saya pernah iseng-iseng melemparkan pertanyaan, ”Sanggup berapa lama bertahan dalam satu sesi bercinta?” Jawaban yang paling 'humble' adalah 10 menit, dari awal penetrasi hingga mencapai ejakulasi. Masuk akal, meskipun agak susah kalau harus diulang berkali-kali. Tapi, ada juga yang 'nekat' mengaku 30 menit, bahkan satu jam! Waduh, sepertinya orang itu berkhayal menjadi bintang film porno (pria).
Faktanya, rata-rata pria mencapai ejakulasi dalam waktu kurang dari 3 menit. Bahkan, sebuah penelitian di Rusia menunjukkan, rata-rata waktu yang dibutuhkan pria untuk ejakulasi –dihitung dari waktu penetrasi-- adalah 2 menit 24 detik. Itulah waktu normal pria mencapai ejakulasi pada permainan pertama. Jadi kalau ada pria mengaku bisa bertahan 30 menit, saya hanya tersenyum geli di dalam hati.
Selain tentang durasi, bualan tentang ukuran mister P juga tak kalah seru. Dalam sebuah forum di dunia maya, ada yang melempar pertanyaan, "berapa ukuran 'adik kecil' Anda?" Wah, jawaban yang masuk sungguh seru dan fantastis. Memang, ada yang menjawab lumayan jujur bahwa ukurannya 15 cm. Tapi tak sedikit pula yang menjawab 25 cm! Setelah browsing di internet, saya jadi tahu bahwa panjang rata-rata mister P pria Asia 13-15 cm –meskipun di Indonesia ada orang semacam Mak Erot yang konon bisa menambah ukuran mister P. Bahkan pria Afrika –yang sering dianggap memiliki ukuran P paling spektakuler-- ternyata rata-rata hanya berkukuran 19-20 cm dalam keadaan ereksi.
Jangan mudah terhasut
Di tengah riuhnya informasi yang bertebaran di segala penjuru, kadang kita dengan mudah terhasut oleh sebuah informasi yang tak jelas kebenarannya. Begitu juga dengan informasi tentang seks. Ketika melihat iklan kondom yang menampilkan seorang aktris seksi yang meliuk dan sedikit melenguh di samping pasangannya, saya pun berharap bisa menjadi pria perkasa yang sanggup membuat wanita mengerang dalam pelukan saya. Bahkan saya juga sempat terhasut untuk membeli produk suplemen khusus untuk menambah keperkasaan pria. Faktanya? Tak ada yang berubah setelah saya meminumnya. Saya tak menjadi lebih perkasa, tidak juga bertahan lebih lama.
Pada kesempatan lain, setelah saya rutin bersepeda serta menjaga pola istirahat dan makan, performa saya di tempat tidur justru menunjukkan peningkatan signifikan --tanpa tambahan suplemen khusus pria. Itulah tanggapan dan 'nasihat' yang bisa saya bagi kepada Bima, teman saya. Saya tak memberinya suplemen khusus pria dewasa, obat tahan ereksi, apalagi menyarankannya pergi ke Mak Erot. Saya hanya berharap Bima berbagi cerita ini kepada istrinya. Karena, hanya kepada istri sendiri (dan Tuhan), seorang suami tak bisa membual tentang kehebatannya di tempat tidur, bukan?