Membual agar terkesan hebat di mata orang lain, pria memang jagonya. Apalagi dalam urusan seks. Agung Marhaenis menceritakan kecenderungan itu dari sudut pandang nya.
Sore itu Bima curhat kepada saya mengenai istrinya yang belakangan ini sering uring-uringan. Penyebabnya? Sepertinya sih, urusan seks, meskipun bukan sesuatu yang serius macam perselingkuhan. Sikap uring-uringan itu –seingat Bima-- berawal ketika istrinya mengikuti sebuah seminar seks –sang istri adalah wartawati kesehatan. Dalam sesi tanya jawab, seorang peserta pria setengah baya angkat bicara. Bukannya bertanya, ia justru bercerita panjang lebar tentang kehidupan seksnya yang luar biasa.
Kata pria itu, usianya hampir kepala enam, tapi ia masih sanggup bercinta 3 kali seminggu, dan istrinya selalu sukses meraih orgasme. Bahkan, tak jarang sang istri mengalami multiple orgasm. Pria tersebut menutup ocehannya dengan kata-kata yang membuat iri banyak wanita. “Biasanya istri saya sampai mengerang dan menjerit di ranjang.”
Mendengar cerita tersebut saya langsung membayangkan film porno, di mana hampir semua pemeran wanitanya mengerang, melenguh, dan menjerit-jerit saat berhubungan seks. Nadanya begitu khas, bahkan tanpa menonton pun kita bisa membayangkan adegan-adegannya.
“Meski tidak terus terang, saya tahu istri saya 'menuntut' saya bisa seperkasa pria itu,” kata Bima lesu. Tuntutan yang berat, batin saya. Bukannya saya meragukan keperkasaan Bima. Tapi, saya justru kasihan pada istri Bima, karena dia begitu mudah mempercayai pria setengah baya di seminar tersebut.
Hanya istri, dokter, dan Tuhan yang tahu
Ingatan saya melayang pada obrolan dengan seorang komisaris bank ternama di Jakarta, dua tahun lalu. Sore itu kami ngobrol tentang penerapan good corporate governance di perbankan Indonesia. Di tengah obrolan serius tersebut, kami melihat konvoi motor besar melintas di jalan protokol. Tiba-tiba ia berkomentar --keluar dari topik pembicaraan kami.
“Gagah ya, pengendara motor besar itu. Sayang, kadang itu hanya kamuflase.”
“Maksud Bapak?” tanya saya penasaran.
“Penampilan mereka yang gagah dan garang di jalan sering bertolak belakang dengan performance mereka di ranjang.”
”Betulkah?”
”Iya. Di antara mereka itu ada orang-orang yang menyembunyikan kelemahan mereka dengan mengendarai motor besar. Maksudnya agar 'tertutup' dengan kegagahan motor besar, jaket kulit, dan sepatu bot mahal yang mereka kenakan.”
”Kok, Bapak tahu?”
”Saya kan, sering gabung dengan mereka.”
”Berarti Bapak....?”
”Oh tidak. Saya jelas masih normal. Kehidupan seks saya sangat baik hingga sekarang. Saya masih sanggup empat kali seminggu. Tanya saja istri saya (tuh, kan?). Dan, tidak semua mereka yang hobi motor gede bertujuan menyembunyikan kelemahan. Tapi, memang ada di antara para biker yang punya masalah ejakulasi dini. Jadi, kalau ada yang mengaku gagah di jalanan maupun di ranjang, jangan langsung percaya. Tak ada yang tahu kehebatan seorang pria di ranjang kecuali istrinya, dokternya (tempat ia bekonsultasi), dan Tuhan,” seloroh Pak Komisaris.
Selorohan ini, kalau dipikir-pikir ada benarnya, meski tidak mutlak. Kehebatan seorang pria di ranjang sangat sulit dibuktikan. Pria yang gemar berkoar-koar bahwa ia juara atau petualang hebat di ranjang, bisa jadi hanya seorang pecundang.
Apalagi, bagi pria, kemampuan seks sangat berkaitan dengan harga diri. Kalau sampai orang lain tahu kelemahannya –apalagi kalau ketahuan ia loyo atau impoten-- waduh, lebih baik bunuh diri saja! Itu aib besar bagi pria. Tak mengherankan bila layanan konsultasi masalah seks selalu menambahkan embel-embel 'rahasia dijamin'. Satu-satunya cara untuk menyelamatkan harga diri –selain diam-diam berkonsultasi dan berobat ke dokter-- ya, tinggal membual!
Mungkin pria tak malu mengakui bahwa ia tak lagi kuat berlari satu kilometer. Tapi saya jamin tak ada pria yang bersedia mengaku jujur bahwa ia tak mampu lagi 'bertanding' lebih dari satu menit dalam satu game bercinta!