Ketika seseorang mengeluh sulit mencapai orgasme, sebagai seksolog dan pakar female sexual dysfunction dari RS Ciptomangunkusumo, dokter Harrina Erlianti Rahardjo, SpU. PhD mengatakan perlu menyelidiki dulu apakah selama ini orang tersebut memang tidak pernah mencapai orgasme. Orgasme bisa melalui hubungan seksual maupun masturbasi (disebut anorgamia atau life long female orgasmic disorder). Atau, dulu ia pernah mencapainya, tapi sekarang mengalami gangguan pada situasi tertentu (acquired female orgasmic disorder).
Untuk memastikan penyebab penghambat orgasme, harus dilakukan analisis terhadap dua faktor:
1. Faktor internal
Adanya gangguan fisiologis pada organ genitalnya.
Antara lain: kerusakan pembuluh darah di wilayah panggul, kurangnya lubrikasi pada vagina, kondisi hormonal (kurangnya hormon androgen atau estrogen akibat pertambahan usia).
Kondisi psikologis, yang menghambat seseorang untuk mencapai orgasme.
Seperti: merasa bentuk tubuh tidak menarik, keyakinan dan pandangan mereka yang masih konservatif soal seks (kekerasan atau pelecehan seksual yang pernah dialami), atau sedang mengalami depresi. Isi pikiran seseorang tentang seks sangat berpengaruh pada sikap dan perilakunya dalam bercinta, termasuk kesuksesannya mencapai orgasme.
2. Faktor Eksternal
Yaitu kondisi hubungan dengan pasangan atau kondisi situasional saat melakukan hubungan seks. Misalnya, kalau seseorang sedang konflik dengan pasangan, biasanya ia akan malas atau cenderung menghindari berhubungan intim. Begitu pula jika ia diajak bercinta di tempat atau di tengah situasi yang tidak nyaman, dijamin langsung il feel (hilang feeling atau keinginan).