Seiring bertambahnya usia anak, ia akan semakin penasaran dan -kalau Anda 'beruntung'- dia kan melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang membuat Anda 'tarik napas'. Tetaplah tenang dan sesuaikan porsi jawaban dengan usia anak. Berikut beberapa pertanyaan yang sering diajukan anak, serta saran untuk menanganinya.
Dari mana saya/bayi berasal?
Bila anak Anda masih di bawah 8 tahun, tak perlu memberikan jawaban yang kompleks dan detail. Cukup katakan,"Itu karena Mama dan Papa memang ingin punya anak. Kami saling sayang, suka berciuman dan berpelukan, karena itu kamu ada." Ketika anak sudah menstruasi, tambahkan bahwa wanita yang sudah haid bisa hamil dan punya anak.
Seks oral, apaan sih?
Jika Anda tipe orang tua yang menganggap remajanya masih kecil dan tak tahu apa-apa, mungkin akan terkejut membaca ini: pada Juli 2009 lalu, majalah remaja Gadis bertanya pada pembacanya di Facebook seputar seks. yang mencengangkan, seorang remaja kelas 1 SMP menjawab,"Teman sekelas saya pernah menghisap alat kelamin cowoknya." Jadi, memang ada remaja yang bahkan telah melakukannya!
Bila ditanya seperti ini oleh remaja, Ninuk Widyantoro -ketua Yayasan Kesehatan Perempuan sekaligus sex educator- biasanya bertanya balik. "Kamu tahu pil oral, nggak? Itu pil yang dimasukkan ke mulut. Nah, kalau seks oral kira-kira apa?" Jawaban ini kemudian dilanjutkan dengan diskusi tentang apakah oral seks itu aman dan apa akibatnya bila dilakukan.
Ciuman itu enak, nggak?
Katakan dengan tenang,"Karena Mama dan Papa saling sayang, berciuman selalu menyenangkan. Ciuman itu enak kalau dua-duanya saling menyayangi. Jadi kamu tak boleh memaksa orang. Tapi kalau berlebihan juga tidak enak. Misalnya, kalau makan gado-gado yang terlalu pedas kan justru tidak nikmat. Jadi, hidup itu harus pintar menakar."
Apa aku boleh pacaran?
Pahamilah bahwa anak-anak yang sudah menstruasi atau mimpi basah berarti sudah memiliki libido dan bisa menyukai lawan jenis. Menurut Ninuk, daripada mereka sembunyi-sembungi, lebih baik dibolehkan tapi dibimbing dan diawasi.
Misalnya, daripada orang tua waswas, ajak saja pacar si anak sesekali makan atau pergi bersama. Atau temani mereka saat jalan ke mal, lalu janjian untuk ketemu sekian jam lagi. Ada baiknya Anda juga berusaha mengenal orang tua pacar anak.