Cinta mungkin tak lagi sehangat mentari pagi bila Anda memasuki usia senja. Namun, bagaikan langit senja, keindahan kehidupan di usia matang tak kalah warna-warni dan memesona. Ikuti intisari jawaban para ahli untuk FAQ (Frequently Asked Questions) seputar seks dan usia matang.
Wah, too good to be true! Benarkah usia tidak berpengaruh sama sekali terhadap aktivitas seks?
Jawab:
Tentu ada. Tetapi bukan tidak bisa disiasati. Misalnya, di atas usia 40 biasanya libido perempuan menurun akibat turun naiknya hormon reproduksinya (estrogen dan progesteron) secara drastis. Ini memang memberikan pengaruh pada mood Anda. Sedangkan hormon testosteron yang berperan sebagai pembangkit gairah juga menyusut seiring dengan mulainya masa perimenopause (jelang menopause). Namun, bila periode
perimenopause berlalu, hormon reproduksi Anda kembali normal. Artinya, perubahan hormon bukanlah satu-satunya faktor bila Anda menjadi kurang bergairah.
Yang juga berperan adalah kesibukan pikiran Anda, entah karena pekerjaan atau aktivitas harian lain. Tuntutan di rumah, di masyarakat, dan juga tuntutan Anda terhadap diri sendiri, misalnya. Soalnya, biasanya, pada usia itu perempuan tengah di puncak karier, atau tengah menghantarkan anak-anak memasuki gerbang kehidupan dewasanya dengan segala persoalannya, serta mulai mempertanyakan keberhasilan hidup Anda yang kadang-kadang menimbulkan ketegangan.
Ketahuilah, pada usia ini Anda harusnya sudah menyadari bahwa tak arif bila Anda terus ‘berlari’ seperti selagi muda. Kurangi kecepatan langkah dan pikiran Anda. Melangkahlah lebih santai dalam meniti hidup Anda. Serahkan sebagian beban batin ke alam semesta. Toh, kebanyakan masalah tak selesai dengan dipikirkan dan dipusingkan. Tak semua hal akan jadi lebih mulus dengan intervensi dari Anda. Namun, kebesaran hati Anda untuk menerima berbagai hal yang tidak mulus seperti yang diharapkan, akan sangat membantu Anda menjadi lebih tenang, lebih menerima, lebih bahagia, dan lebih mencintai diri sendiri. Dan akhirnya, lebih mampu menikmati keintiman.
Wah, too good to be true! Benarkah usia tidak berpengaruh sama sekali terhadap aktivitas seks?
Jawab:
Tentu ada. Tetapi bukan tidak bisa disiasati. Misalnya, di atas usia 40 biasanya libido perempuan menurun akibat turun naiknya hormon reproduksinya (estrogen dan progesteron) secara drastis. Ini memang memberikan pengaruh pada mood Anda. Sedangkan hormon testosteron yang berperan sebagai pembangkit gairah juga menyusut seiring dengan mulainya masa perimenopause (jelang menopause). Namun, bila periode
perimenopause berlalu, hormon reproduksi Anda kembali normal. Artinya, perubahan hormon bukanlah satu-satunya faktor bila Anda menjadi kurang bergairah.
Yang juga berperan adalah kesibukan pikiran Anda, entah karena pekerjaan atau aktivitas harian lain. Tuntutan di rumah, di masyarakat, dan juga tuntutan Anda terhadap diri sendiri, misalnya. Soalnya, biasanya, pada usia itu perempuan tengah di puncak karier, atau tengah menghantarkan anak-anak memasuki gerbang kehidupan dewasanya dengan segala persoalannya, serta mulai mempertanyakan keberhasilan hidup Anda yang kadang-kadang menimbulkan ketegangan.
Ketahuilah, pada usia ini Anda harusnya sudah menyadari bahwa tak arif bila Anda terus ‘berlari’ seperti selagi muda. Kurangi kecepatan langkah dan pikiran Anda. Melangkahlah lebih santai dalam meniti hidup Anda. Serahkan sebagian beban batin ke alam semesta. Toh, kebanyakan masalah tak selesai dengan dipikirkan dan dipusingkan. Tak semua hal akan jadi lebih mulus dengan intervensi dari Anda. Namun, kebesaran hati Anda untuk menerima berbagai hal yang tidak mulus seperti yang diharapkan, akan sangat membantu Anda menjadi lebih tenang, lebih menerima, lebih bahagia, dan lebih mencintai diri sendiri. Dan akhirnya, lebih mampu menikmati keintiman.
Bagaimanapun, wajar bukan jika perempuan matang mengalami penurunan dari segi gairah, kenikmatan, kekerapan, dan harapan terhadap seks?
Jawab:
Betul. Namun, soal-soal kenikmatan, gairah, kekerapan, serta harapan terhadap seks bukan hanya berkaitan dengan usia. Libido perempuan, menurut para ahli, merupakan masalah yang amat kompleks, jauh lebih kompleks ketimbang laki-laki. Selain kadar hormon dalam tubuhnya, kesehatan secara menyeluruh, kualitas hubungan dengan pasangan, dan tingkat stres, baru sebagian dari yang mempengaruhi libido dan fungsi seksual perempuan. Memang sih, dengan bertambahnya usia, Anda mungkin tidak lagi menggebu-gebu, tidak lagi mesti sehari beberapa kali bercinta atau setiap hari seperti ketika Anda masih muda once upon a time.
Namun, ingatlah penjelasan di awal. Seks bukan hanya soal biologis atau ragawi belaka. Bukan hanya soal bisa terangsang dan mendapatkan orgasme. Keintiman yang menyenangkan jauh lebih luas daripada sekadar peristiwa biologis yang disebut bergairah dan orgasme. Anda dan pasangan dapat saling pijat, atau saling memberikan apa yang paling membuat masing-masing mendapatkan kenikmatan inderawi tadi.
Dari awal, tidak ada hambatan fisik dan biologis sama sekali yang dibahas sehubungan dengan pertambahan usia. Padahal, mari bicara fakta saja, seks misalnya, kadang-kadang menjadi menyakitkan.
Jawab:
O, iya, sampai lupa. Berkurangnya cairan pelumas di vagina yang menyebabkan dyspareunia (nyeri hubungan intim) memang kerap terjadi. Tetapi ini bukan masalah besar yang menghambat Anda untuk menikmati keintiman. Sebab, solusinya sangat mudah. Krim atau gel estrogen untuk vagina kini dengan mudah di dapat di apotek. Menurut kajian para ahli, krim atau gel ini bahkan boleh digunakan oleh penderita kanker payudara karena pengolesannya hanya bersifat topika (lokal) pada bibir vagina saja. Atau, hubungi doker Anda untuk resep dan tip yang lebih bersifat personal.
Jawab:
Betul. Namun, soal-soal kenikmatan, gairah, kekerapan, serta harapan terhadap seks bukan hanya berkaitan dengan usia. Libido perempuan, menurut para ahli, merupakan masalah yang amat kompleks, jauh lebih kompleks ketimbang laki-laki. Selain kadar hormon dalam tubuhnya, kesehatan secara menyeluruh, kualitas hubungan dengan pasangan, dan tingkat stres, baru sebagian dari yang mempengaruhi libido dan fungsi seksual perempuan. Memang sih, dengan bertambahnya usia, Anda mungkin tidak lagi menggebu-gebu, tidak lagi mesti sehari beberapa kali bercinta atau setiap hari seperti ketika Anda masih muda once upon a time.
Namun, ingatlah penjelasan di awal. Seks bukan hanya soal biologis atau ragawi belaka. Bukan hanya soal bisa terangsang dan mendapatkan orgasme. Keintiman yang menyenangkan jauh lebih luas daripada sekadar peristiwa biologis yang disebut bergairah dan orgasme. Anda dan pasangan dapat saling pijat, atau saling memberikan apa yang paling membuat masing-masing mendapatkan kenikmatan inderawi tadi.
Dari awal, tidak ada hambatan fisik dan biologis sama sekali yang dibahas sehubungan dengan pertambahan usia. Padahal, mari bicara fakta saja, seks misalnya, kadang-kadang menjadi menyakitkan.
Jawab:
O, iya, sampai lupa. Berkurangnya cairan pelumas di vagina yang menyebabkan dyspareunia (nyeri hubungan intim) memang kerap terjadi. Tetapi ini bukan masalah besar yang menghambat Anda untuk menikmati keintiman. Sebab, solusinya sangat mudah. Krim atau gel estrogen untuk vagina kini dengan mudah di dapat di apotek. Menurut kajian para ahli, krim atau gel ini bahkan boleh digunakan oleh penderita kanker payudara karena pengolesannya hanya bersifat topika (lokal) pada bibir vagina saja. Atau, hubungi doker Anda untuk resep dan tip yang lebih bersifat personal.
(Bersambung)