Mungkin dalam hati Anda bertanya-tanya sendiri. Setelah menikah sekian lama, penampilan suami Anda makin lama makin tidak menarik dan asal-asalan. Kalau ditanya, mengapa mereka malas merawat diri lagi (tak seperti saat masih pacaran), jawaban mereka simpel saja, “Untuk apa? Sudah laku, kok.” Lantas, apakah dengan demikian daya tarik seksualnya lantas berkurang di mata Anda?
Zoya Amirin, psikolog seksual dari Universitas Indonesia mengemukakan, penampilan seorang pria (suami) berkaitan erat dengan perlakuan yang diberikan oleh pasangannya. Wanita sebagai makhluk nurturing (senang merawat) tanpa sadar kerap memanjakan suaminya dengan berbagai makanan enak. Bahkan, sang istri lebih senang bila suaminya menyantap masakan buatannya dengan lahap, dan malah ngambek kalau sang suami hanya mencicipi sedikit makanan yang sudah susah payah dibuatnya.
Selain itu, istri biasanya juga lebih mudah berkompromi dan lebih menjaga perasaan suami. 'Suamiku memang gendut, mau diapain lagi? Jelek-jelek dia pilihan saya sendiri.' Dan, meskipun sebenarnya tak suka melihat tubuh suami yang gombyor penuh lemak, Anda tak berani memprotesnya, karena khawatir membuatnya tersinggung atau merasa tak nyaman bersama Anda.
Akibatnya, para pria merasa tak perlu bersusah payah menjaga penampilannya, toh sang istri tak pernah mengeluh. Dia juga tetap pede mengajak Anda berhubungan seksual dengan perutnya yang buncit dan rambutnya yang acak-acakan, yang membuat gairah Anda langsung anjlok. Kalau sudah begitu, siapa yang perlu disalahkan?
Namun harus diakui, julukan makhluk visual (secara seksual) memang hanya cocok disematkan pada pria. Melihat belahan blus wanita terbuka sedikit, mereka langsung terangsang. Melihat wanita cantik lewat, kepala mereka spontan menoleh. Tapi, layaknya manusia yang suka dengan keindahan, wanita pastinya juga senang melihat pria tampan, seksi, dan perkasa.
Bedanya, menurut Zoya, pada wanita yang lebih berperan bukan faktor visual, melainkan fantasi. Asal tahu saja, fantasi (romantis dan seksual) wanita justru lebih kaya dibandingkan pria. Saat menyukai seorang pria –termasuk bintang film pria yang hanya dia kenal lewat layar lebar—wanita mampu berfantasi dengan hebat, membayangkan hal-hal yang paling romantis dan sensual dengan pria tersebut. Bukan cuma itu, wanita juga dapat dapat tinggal dalam fantasi tersebut dalam waktu yang cukup lama.
“Berbeda dengan pria, mereka tidak bisa begitu saja membayangkan sedetail itu kalau belum pernah bertemu langsung dengan tokoh yang dimaksud. Pria mungkin bisa membayangkan tubuh Angelina Jolie, tapi saat sedang menyukai Anda, dia akan membayangkan tubuh Angelina tapi dengan wajah Anda,” tutur Zoya.
Karena itu, ia menambahkan, film porno tidak terlalu berhasil pada perempuan, karena biasanya tidak ada unsur romantis dan personal di dalamnya. Apa enaknya berhubungan seks dengan seorang pria perkasa kalau tak satu kalipun kita dicium dan dipeluk dengan penuh cinta oleh pria tersebut? Mungkin pria bisa langsung bereaksi mendengar lenguhan atau teriakan wanita yang mencapai klimaks dalam film biru. Tapi tidak demikian dengan wanita.
Zoya Amirin, psikolog seksual dari Universitas Indonesia mengemukakan, penampilan seorang pria (suami) berkaitan erat dengan perlakuan yang diberikan oleh pasangannya. Wanita sebagai makhluk nurturing (senang merawat) tanpa sadar kerap memanjakan suaminya dengan berbagai makanan enak. Bahkan, sang istri lebih senang bila suaminya menyantap masakan buatannya dengan lahap, dan malah ngambek kalau sang suami hanya mencicipi sedikit makanan yang sudah susah payah dibuatnya.
Selain itu, istri biasanya juga lebih mudah berkompromi dan lebih menjaga perasaan suami. 'Suamiku memang gendut, mau diapain lagi? Jelek-jelek dia pilihan saya sendiri.' Dan, meskipun sebenarnya tak suka melihat tubuh suami yang gombyor penuh lemak, Anda tak berani memprotesnya, karena khawatir membuatnya tersinggung atau merasa tak nyaman bersama Anda.
Akibatnya, para pria merasa tak perlu bersusah payah menjaga penampilannya, toh sang istri tak pernah mengeluh. Dia juga tetap pede mengajak Anda berhubungan seksual dengan perutnya yang buncit dan rambutnya yang acak-acakan, yang membuat gairah Anda langsung anjlok. Kalau sudah begitu, siapa yang perlu disalahkan?
Namun harus diakui, julukan makhluk visual (secara seksual) memang hanya cocok disematkan pada pria. Melihat belahan blus wanita terbuka sedikit, mereka langsung terangsang. Melihat wanita cantik lewat, kepala mereka spontan menoleh. Tapi, layaknya manusia yang suka dengan keindahan, wanita pastinya juga senang melihat pria tampan, seksi, dan perkasa.
Bedanya, menurut Zoya, pada wanita yang lebih berperan bukan faktor visual, melainkan fantasi. Asal tahu saja, fantasi (romantis dan seksual) wanita justru lebih kaya dibandingkan pria. Saat menyukai seorang pria –termasuk bintang film pria yang hanya dia kenal lewat layar lebar—wanita mampu berfantasi dengan hebat, membayangkan hal-hal yang paling romantis dan sensual dengan pria tersebut. Bukan cuma itu, wanita juga dapat dapat tinggal dalam fantasi tersebut dalam waktu yang cukup lama.
“Berbeda dengan pria, mereka tidak bisa begitu saja membayangkan sedetail itu kalau belum pernah bertemu langsung dengan tokoh yang dimaksud. Pria mungkin bisa membayangkan tubuh Angelina Jolie, tapi saat sedang menyukai Anda, dia akan membayangkan tubuh Angelina tapi dengan wajah Anda,” tutur Zoya.
Karena itu, ia menambahkan, film porno tidak terlalu berhasil pada perempuan, karena biasanya tidak ada unsur romantis dan personal di dalamnya. Apa enaknya berhubungan seks dengan seorang pria perkasa kalau tak satu kalipun kita dicium dan dipeluk dengan penuh cinta oleh pria tersebut? Mungkin pria bisa langsung bereaksi mendengar lenguhan atau teriakan wanita yang mencapai klimaks dalam film biru. Tapi tidak demikian dengan wanita.
Chrisantum Ayumi T