Anda mungkin pernah bertanya-tanya sendiri mengapa jadi sering lupa dan makin pelupa. Namun, Alzheimer? Anda keliru bila memastikan penyakit ini bagian lumrah dari penuaan. Yang benar adalah Alzheimer memang menyerang lebih banyak lansia, tetapi bukan bagian normal dalam proses penuaan!
Butuh perawatan 24 Jam
Berbagai gejala awal Alzheimer biasanya luput karena amat ringan. Mulai dari kesulitan mencerna informasi baru dan lupa di mana meninggalkan barang yang baru saja diletakkan. Pada tahap menengah, setelah beberapa lama, muncul kesulitan mengingat kejadian yang baru saja terjadi dan sulit mencari kata-kata tertentu yang biasa digunakan. Pada tingkat yang lebih parah, penderita bisa kehilangan kemampuan mengingat hari atau bulan, bahkan tersesat di jalan menuju rumahnya sendiri.
Semua kegagalan mengingat itu membuat penderita cemas dan lambat laun merasakan hidupnya tidak aman. Betapa tidak. Siapa yang tak cemas dan putus asa bila melakukan hal sehari-hari yang begitu mudah pun gagal. Barangkali ditambah dengan defisiensi senyawa otak serotonin yang juga berfungsi menenangkan, banyak di antara mereka yang menjadi paranoid, pemarah, dan berkhayal yang tidak-tidak sehingga tidak lagi mampu melakukan percakapan normal. Ujung-ujungnya, penderita sama sekali tidak lagi mampu melakukan sendiri aktivitas untuk bertahan hidup, seperti makan, minum, dan ke toilet. Itulah tingkat yang sudah parah.
Akibat tak mampu merawat diri dan meneruskan kebiasaan hidup sehat, banyak dari mereka yang rentan terkena berbagai penyakit lain. Mulai dari infeksi hingga dehidrasi. Ya, penderita bahkan tidak menyadari bahwa mereka haus! Itulah sebabnya, kelangsungan hidup penderita amat bergantung pada perawatan. Pada tahap lanjut, penderita hanya mampu bertahan (makan, minum, buang air) di tempat tidur. Itulah sebabnya, mereka membutuhkan perawatan 24 jam penuh. Umumnya, harapan hidup penderita sejak tahap awal hingga tahap parah adalah 10 tahun, tergantung pada adanya penyakit lain dan juga perawatan.
Alzheimer atau bukan?
Di negara maju, Alzheimer menjadi penyebab kematian nomor empat. Kabar buruk: penderita perempuan lebih banyak. Namun para ahli menduga data itu disebabkan oleh konsekuensi dari faktor harapan hidup perempuan yang lebih panjang.
Penyakit Alzheimer hanya dipastikan dengan pemeriksaan jaringan otak di bawah mikroskop untuk mengetahui keberadaan jejak kerak dan jumbai beta amiloid dan itu baru dimungkinkan melalui otopsi. Jadi, untuk memastikan diagnosis Alzheimer, dokter biasanya hanya dapat mengandalkan berbagai pertanda dan kemungkinan dengan memeriksa pasien dari gejala-gejala yang ada. Juga pemeriksaan khusus (scanning) otak untuk menyingkirkan berbagai kemungkinan lain yang mengganggu fungsi otak.
Umumnya juga dilakukan pemeriksaan neuropsikologis, yang dimaksudkan untuk menilai kemampuan pasien melakukan tugas mental tertentu. Dari hasilnya, dokter dapat menentukan apakah pasien menunjukkan tanda-tanda Alzheimer, antara lain, kemampuan mengingat yang menurun secara bertahap, kesulitan menggunakan bahasa (aphasia), dan kehilangan orientasi arah dan waktu. Selain itu diperiksa juga riwayat Alzheimer dalam keluarga dan penyakit yang pernah diderita.
Penyakit Alzheimer belum ada obatnya! Penanganan hanya ditujukan untuk mengurangi gejala dan memperlambat perjalanan penyakit. Dokter biasanya memberikan obat-obatan yang dapat meningkatkan fungsi kimiawi otak yang lebih efektif bila diberikan pada penderita yang belum parah.
Karena peradangan di otak penderita Alzheimer diduga kuat berkaitan dengan produksi protein beta amiloid, kini sedang dikembangkan obat untuk memperlambat atau bahkan menghentikan produksi protein liar ini. Juga sedang dikembangkan semacam vaksin untuk mencegah produksi pembentukan protein beta amiloid.
Butuh perawatan 24 Jam
Berbagai gejala awal Alzheimer biasanya luput karena amat ringan. Mulai dari kesulitan mencerna informasi baru dan lupa di mana meninggalkan barang yang baru saja diletakkan. Pada tahap menengah, setelah beberapa lama, muncul kesulitan mengingat kejadian yang baru saja terjadi dan sulit mencari kata-kata tertentu yang biasa digunakan. Pada tingkat yang lebih parah, penderita bisa kehilangan kemampuan mengingat hari atau bulan, bahkan tersesat di jalan menuju rumahnya sendiri.
Semua kegagalan mengingat itu membuat penderita cemas dan lambat laun merasakan hidupnya tidak aman. Betapa tidak. Siapa yang tak cemas dan putus asa bila melakukan hal sehari-hari yang begitu mudah pun gagal. Barangkali ditambah dengan defisiensi senyawa otak serotonin yang juga berfungsi menenangkan, banyak di antara mereka yang menjadi paranoid, pemarah, dan berkhayal yang tidak-tidak sehingga tidak lagi mampu melakukan percakapan normal. Ujung-ujungnya, penderita sama sekali tidak lagi mampu melakukan sendiri aktivitas untuk bertahan hidup, seperti makan, minum, dan ke toilet. Itulah tingkat yang sudah parah.
Akibat tak mampu merawat diri dan meneruskan kebiasaan hidup sehat, banyak dari mereka yang rentan terkena berbagai penyakit lain. Mulai dari infeksi hingga dehidrasi. Ya, penderita bahkan tidak menyadari bahwa mereka haus! Itulah sebabnya, kelangsungan hidup penderita amat bergantung pada perawatan. Pada tahap lanjut, penderita hanya mampu bertahan (makan, minum, buang air) di tempat tidur. Itulah sebabnya, mereka membutuhkan perawatan 24 jam penuh. Umumnya, harapan hidup penderita sejak tahap awal hingga tahap parah adalah 10 tahun, tergantung pada adanya penyakit lain dan juga perawatan.
Alzheimer atau bukan?
Di negara maju, Alzheimer menjadi penyebab kematian nomor empat. Kabar buruk: penderita perempuan lebih banyak. Namun para ahli menduga data itu disebabkan oleh konsekuensi dari faktor harapan hidup perempuan yang lebih panjang.
Penyakit Alzheimer hanya dipastikan dengan pemeriksaan jaringan otak di bawah mikroskop untuk mengetahui keberadaan jejak kerak dan jumbai beta amiloid dan itu baru dimungkinkan melalui otopsi. Jadi, untuk memastikan diagnosis Alzheimer, dokter biasanya hanya dapat mengandalkan berbagai pertanda dan kemungkinan dengan memeriksa pasien dari gejala-gejala yang ada. Juga pemeriksaan khusus (scanning) otak untuk menyingkirkan berbagai kemungkinan lain yang mengganggu fungsi otak.
Umumnya juga dilakukan pemeriksaan neuropsikologis, yang dimaksudkan untuk menilai kemampuan pasien melakukan tugas mental tertentu. Dari hasilnya, dokter dapat menentukan apakah pasien menunjukkan tanda-tanda Alzheimer, antara lain, kemampuan mengingat yang menurun secara bertahap, kesulitan menggunakan bahasa (aphasia), dan kehilangan orientasi arah dan waktu. Selain itu diperiksa juga riwayat Alzheimer dalam keluarga dan penyakit yang pernah diderita.
Penyakit Alzheimer belum ada obatnya! Penanganan hanya ditujukan untuk mengurangi gejala dan memperlambat perjalanan penyakit. Dokter biasanya memberikan obat-obatan yang dapat meningkatkan fungsi kimiawi otak yang lebih efektif bila diberikan pada penderita yang belum parah.
Karena peradangan di otak penderita Alzheimer diduga kuat berkaitan dengan produksi protein beta amiloid, kini sedang dikembangkan obat untuk memperlambat atau bahkan menghentikan produksi protein liar ini. Juga sedang dikembangkan semacam vaksin untuk mencegah produksi pembentukan protein beta amiloid.
(tamat)