Dr. Marius Widjajarta, Ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia, pernah menemukan satu ampul obat suntik Cardiogenic Shock yang hanya berisi protein. “Itu kan, obat untuk gangguan jantung yang harus diberikan segera, yaitu untuk menstabilkan detak jantung pasien. Kalau obat yang diberikan palsu, tidak akan mengobati, bahkan pasien bisa meninggal,” ceritanya kepada Pesona.
Jadi, bagaimana kita sebagai konsumen menyikapi hal ini?