Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air dalam tubuh akibat pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan (misalnya, minum), yang disertai gangguan keseimbangan zat elektronik tubuh.
Dalam keadaan normal, volume cairan yang hilang dari tubuh setiap hari antara 1.000-4.500 ml. Bisa keluar melalui keringat, saat berkemih, BAB, dan insensible water loss (kehilangan cairan yang tidak terasa, misalnya sewaktu tidur). Penyebab kehilangan cairan tubuh ini lebih berisiko menyebabkan dehidrasi bila dibarengi dengan penyebab-penyebab lain yang bersifat eksternal dan internal.
Penyebab eksternal: aktivitas fisik yang berkepanjangan tanpa mengonsumsi air yang memadai, terutama bila di luar ruangan; terlalu lama berada di dalam ruangan ber-AC; melakukan aktivitas di luar ruangan di bawah terik matahari; mengonsumsi alkohol; mengonsumsi obat-obatan tertentu yang mengandung amphetamine; penggunaan obat diet; konsumsi kafein berlebihan; penggunaan obat perangsang.
Penyebab internal: stres; demam tinggi; sakit yang disertai muntah-muntah; gastroenteritis (peradangan pada saluran pencernaan yang melibatkan lambung, usus, atau keduanya, biasanya menyebabkan diare, kram perut, mual, dan mungkin muntah); disentri.
Tanda-tanda dehidrasi
Yang harus diperhatikan, air membentuk seluruh jaringan tubuh. Saat dehidrasi terjadi, masing-masing orang bisa mengalami keluhan, tetapi tak jarang keluahannya berbeda-beda. Berikut ini adalah keluhan yang umum terjadi:
1. Haus: merupakan sinyal yang dikirimkan oleh otak agar kita segera mengkonsumsi air.
2. Pusing: muncul rasa nyeri di kepala penanda kekurangan cairan tubuh.
3. Suasana hati (mood) menjadi buruk, cemas, panik, tubuh terasa lesu.
4. Mulut terasa kering.
5. Produksi dan frekuensi urin cenderung berwarna keruh dan lebih pekat.
6. Pingsan: ini adalah salah satu dampak akhir bila tubuh tidak dapat mengkompensasi kekurangan cairan.
Jika tubuh Anda mengalami kekurangan cairan meskipun belum mencapai 10%, tanda-tanda tersebut biasanya sudah muncul.
Dalam keadaan normal, volume cairan yang hilang dari tubuh setiap hari antara 1.000-4.500 ml. Bisa keluar melalui keringat, saat berkemih, BAB, dan insensible water loss (kehilangan cairan yang tidak terasa, misalnya sewaktu tidur). Penyebab kehilangan cairan tubuh ini lebih berisiko menyebabkan dehidrasi bila dibarengi dengan penyebab-penyebab lain yang bersifat eksternal dan internal.
Penyebab eksternal: aktivitas fisik yang berkepanjangan tanpa mengonsumsi air yang memadai, terutama bila di luar ruangan; terlalu lama berada di dalam ruangan ber-AC; melakukan aktivitas di luar ruangan di bawah terik matahari; mengonsumsi alkohol; mengonsumsi obat-obatan tertentu yang mengandung amphetamine; penggunaan obat diet; konsumsi kafein berlebihan; penggunaan obat perangsang.
Penyebab internal: stres; demam tinggi; sakit yang disertai muntah-muntah; gastroenteritis (peradangan pada saluran pencernaan yang melibatkan lambung, usus, atau keduanya, biasanya menyebabkan diare, kram perut, mual, dan mungkin muntah); disentri.
Tanda-tanda dehidrasi
Yang harus diperhatikan, air membentuk seluruh jaringan tubuh. Saat dehidrasi terjadi, masing-masing orang bisa mengalami keluhan, tetapi tak jarang keluahannya berbeda-beda. Berikut ini adalah keluhan yang umum terjadi:
1. Haus: merupakan sinyal yang dikirimkan oleh otak agar kita segera mengkonsumsi air.
2. Pusing: muncul rasa nyeri di kepala penanda kekurangan cairan tubuh.
3. Suasana hati (mood) menjadi buruk, cemas, panik, tubuh terasa lesu.
4. Mulut terasa kering.
5. Produksi dan frekuensi urin cenderung berwarna keruh dan lebih pekat.
6. Pingsan: ini adalah salah satu dampak akhir bila tubuh tidak dapat mengkompensasi kekurangan cairan.
Jika tubuh Anda mengalami kekurangan cairan meskipun belum mencapai 10%, tanda-tanda tersebut biasanya sudah muncul.
Monika Erika
Konsultan: dr. Indah Fadli, B.Med.Sc dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.