Menurut Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG K, mitos dan rumor yang beredar dapat membuat wanita merasa tidak perlu memeriksakan diri, sehingga kanker serviks tidak dapat diatasi dengan cepat. Padahal, dengan memeriksakan diri secara teratur dan mendapatkan penanganan dini yang tepat, Anda dapat terhindar dari
bahaya kanker serviks yang menyakitkan, menyedot biaya besar, dan mematikan.
Berikut adalah beberapa rumor yang kerap beredar seputar kanker serviks:
Kanker Serviks adalah penyakit yang diturunkan
Fakta : genetik merupakan salah satu faktor risiko dari penyakit kanker namun dalam kasus kanker serviks jumlahnya sangat sedikit. Salah satunya, karena penyebab utama kanker ini sudah diketahui dan dapat dicegah apabila masih dalam fase dini.
Kanker serviks tidak dapat dicegah
Fakta : ada 2 cara pencegahan kanker serviks. Pencegahan primer, yaitu
menggunakan vaksin yang mampu menghalau 2 jenis virus HPV (Human Papilloma Virus)
– tipe 16 dan 18 -- yang bertanggung jawab sebagai penyebab terbanyak
(70% di seluruh dunia). Artinya, dengan vaksin kita sudah bisa mencegah 70%
kemungkinan terkena kanker serviks. Selain itu, melakukan screening serviks
secara teratur dapat mendeteksi sel yang tidak normal di tahap dini (sebelum
menjadi kanker) dan dapat dihilangkan secara tuntas.
Kanker serviks bisa disebabkan oleh penggunaan pembalut yang kurang baik
Fakta : satu-satunya cara penyebaran kanker serviks adalah melalui kontak
seksual di dalam alat kelamin wanita. Kontak seksual tidak hanya berupa
hubungan seksual antara pria dan wanita. Benda apa pun yang dimasukkan ke dalam
organ vagina dapat dikategorikan sebagai kontak seksual dan berpotensi
menginfeksi HPV ke dalam permukaan leher rahim. Karena itu, penggunaan pembalut,
pakaian dalam tidak bersih, atau memakai handuk bergantian tidak akan dapat
menyebarkan virus HPV.
Tidak perlu mengkhawatirkan kanker serviks. Saya dan suami sama-sama
setia dan tidak pernah gonta-ganti pasangan.
Fakta : sekali lagi, pada dasarnya infeksi HPV terjadi pada saat kontak
seksual berlangsung, dengan apa pun dan dengan siapa pun. Dengan begitu
potensi kanker serviks dimiliki oleh wanita mana pun. Sumber HPV hingga saat
ini belum diketahui, bisa memang sudah berada dalam tubuh seseorang atau dari
di lingkungan luar. Kegiatan penetrasilah yang mendorong HPV masuk ke dalam
saluran serviks. Namun penelitian membuktikan bahwa wanita yang memiliki
pasangan pria yang sering berganti pasangan seksual memiliki risiko lebih
besar terinfeksi kanker serviks.