Terapi Sulih Hormon (TSH) merupakan terapi yang menambah kadar estrogen dalam tubuh untuk mengatasi gangguan di masa menopause. Namun, sebagian wanita tidak dianjurkan menjalani terapi ini. Yakni yang mengalami menopause tanpa menimbulkan keluhan, dan keadaan fisiknya cukup baik, mentalnya pun siap menghadapi menopause.
Namun, semua wanita menopause tetap harus mewaspadai risiko osteoporosis. Osteoporosis tidak menunjukkan gejala dan tak menimbulkan keluhan. Penderita osteoporosis tak akan menyadari tulangnya sudah keropos, sampai akhirnya mengalami patah tulang. Karena itu, lima tahun setelah menopause, wanita sebaiknya mengukur kepadatan tulangnya. Bila kepadatannya rendah, pemberian estrogen diperlukan. Tapi bila tulang masih kuat, estrogen tidak perlu diberikan.
Sebagai tindak pencegahan, wanita sebaiknya mengonsumsi kalsium dan estrogen. Kalsium bisa berupa tablet kalk atau dari susu dan makanan berkalsium tinggi lainnya. Sedangkan fitoestrogen bisa didapat dari kacang-kacangan, bengkuang, tahu, tempe, dan lidah buaya.
Wanita berpenyakit jantung koroner, hati, diabetes melitus dengan komplikasi, gangguan pembekuan darah, hipertensi yang tidak terkontrol dengan obat-obatan, berisiko kanker payudara dan kanker rahim, mengidap penyakit pembuluh darah otak, atau memiliki riwayat stroke adalah kelompok wanita yang tidak boleh menjalani TSH.
TSH estrogen dapat memicu atau memperparah penyakit-penyakit tersebut. Kanker payudara misalnya, beberapa waktu lalu sempat tersiar kabar bahwa terapi estrogen dapat menimbulkan kanker. Sebenarnya, terapi ini tidak bersifat karsinogenik atau menyebabkan kanker. Namun, bila seorang wanita memiliki bibit kanker dalam tubuhnya, maka terapi esetrogen dapat memicu tumbuhnya kanker tersebut.
Namun, semua wanita menopause tetap harus mewaspadai risiko osteoporosis. Osteoporosis tidak menunjukkan gejala dan tak menimbulkan keluhan. Penderita osteoporosis tak akan menyadari tulangnya sudah keropos, sampai akhirnya mengalami patah tulang. Karena itu, lima tahun setelah menopause, wanita sebaiknya mengukur kepadatan tulangnya. Bila kepadatannya rendah, pemberian estrogen diperlukan. Tapi bila tulang masih kuat, estrogen tidak perlu diberikan.
Sebagai tindak pencegahan, wanita sebaiknya mengonsumsi kalsium dan estrogen. Kalsium bisa berupa tablet kalk atau dari susu dan makanan berkalsium tinggi lainnya. Sedangkan fitoestrogen bisa didapat dari kacang-kacangan, bengkuang, tahu, tempe, dan lidah buaya.
Wanita berpenyakit jantung koroner, hati, diabetes melitus dengan komplikasi, gangguan pembekuan darah, hipertensi yang tidak terkontrol dengan obat-obatan, berisiko kanker payudara dan kanker rahim, mengidap penyakit pembuluh darah otak, atau memiliki riwayat stroke adalah kelompok wanita yang tidak boleh menjalani TSH.
TSH estrogen dapat memicu atau memperparah penyakit-penyakit tersebut. Kanker payudara misalnya, beberapa waktu lalu sempat tersiar kabar bahwa terapi estrogen dapat menimbulkan kanker. Sebenarnya, terapi ini tidak bersifat karsinogenik atau menyebabkan kanker. Namun, bila seorang wanita memiliki bibit kanker dalam tubuhnya, maka terapi esetrogen dapat memicu tumbuhnya kanker tersebut.