Hot flush, sakit kepala, depresi, sulit tidur, dan mood swing, bisa jadi mulai Anda rasakan pada usia 40-an akhir. Jika Anda pergi ke dokter, mungkin dokter akan menyarankan untuk terapi hormon estrogen, karena gangguan itu biasanya disebabkan oleh berkurangnya kadar estrogen, yang berarti Anda memasuki masa perimenopause (pra menopause). Jika Anda enggan atau masih ragu untuk menjalani terapi hormon, ada alternatif lain, yaitu terapi alami, salah satunya Terapi Aroma.
Pemakaian wewangian untuk terapi yang dikenal sejak tahun 1930-an ini telah terbukti dapat mengurangi keluhan pra menopause. Menurut Rina Poerwadi, praktisi terapi aroma holistik, pemijatan sekali seminggu secara rutin menggunakan minyak esensial yang tepat dapat membantu menyeimbangkan hormon dan emosi, serta memberi ketenangan. Efek lain adalah mengurangi rasa pegal dan lelah, serta membantu tidur lebih lelap.
Ada tiga jenis minyak yang biasa digunakan untuk terapi aroma, yaitu minyak dasar esensial dan infused, dipakai sebagai bahan dasar untuk pemijatan. Contoh : grape seed, soybean, sweet afmond, jojoba, apricot, atau peach. Minyak esensial merupakan sari tanaman terapeutik yang kandungan kimianya berkhasiat meringankan penyakit. Minyak ini didapat dari proses distilasi, yaitu pemanasan hingga menjadi uap, kemudian didinginkan kembali. Contoh : lavender, bergamot, mandarin, frankincense. Sedangkan infused oil adalah minyak yang dapat merendam (infuse) tanaman terapeutik pada minyak dasar. Contoh : comfrey, evening primrose, dan borage.
Terapi aroma biasanya diawali dengan berendam air hangat agar relaks dilanjutkan dengan pemijatan. Saat pemijatan, minyak esensial diserap oleh tubuh melalui hidung (inhalasi) dan kulit (absorpsi). “Setelah itu Anda tidak perlu mandi agar minyak dapat meresap sempurna,” ungkap Rina.
Cara lain adalah vaporasi, yaitu membakar minyak esensial dalam cawan. Letakkan cawan di ruangan yang sering digunakan agar uapnya dapat Anda hirup setiap saat.
Menurut penelitian, terapi aroma berpengaruh langsung terhadap otak. Aroma yang dihirup lewat hidung akan melalui silia atau bulu-bulu halus dalam hidung yang kemudian diteruskan ke otak. Impuls ini akan mencapai sistem limbik, yaitu bagian otak yang berkaitan dengan mood, emosi, dan ingatan.
Jika Anda mengalami :
Hot Flush
Gunakan minyak dasar grape seed, apricot (untuk kulit kering), St John Wort (untuk mengurangi depresi), vitamin E serta minyak esensial clary sage, geranium, sage, dan lemon. Campuran geranium, lemon, dan clary sage dapat dipanaskan di cawan pemanas di dalam kamar Anda.
Insomnia
Panaskan campuran valerian, palmarosa, dan damiana atau dengan membuat krim malam yang dioleskan pada wajah dan leher. Jika insomnia disebabkan oleh perasaan khawatir, panaskan campuran frankincense, mandarin, lavender, dan ravensara.
Kulit kering
Gunakan minyak dasar grape seed yang dicampur dengan peach atau apricot dan vitamin e serta minyak esensial lavender, geranium, dan sandalwood. Sandalwood sangat membantu meningkatkan kadar kolagen kulit.
Bad mood
Panaskan geranium, rose, dan lavender sewaktu meditasi atau beribadah. Cara lain adalah pemijatan tiap minggu atau mandi berendam sebelum tidur malam.
Pemakaian wewangian untuk terapi yang dikenal sejak tahun 1930-an ini telah terbukti dapat mengurangi keluhan pra menopause. Menurut Rina Poerwadi, praktisi terapi aroma holistik, pemijatan sekali seminggu secara rutin menggunakan minyak esensial yang tepat dapat membantu menyeimbangkan hormon dan emosi, serta memberi ketenangan. Efek lain adalah mengurangi rasa pegal dan lelah, serta membantu tidur lebih lelap.
Ada tiga jenis minyak yang biasa digunakan untuk terapi aroma, yaitu minyak dasar esensial dan infused, dipakai sebagai bahan dasar untuk pemijatan. Contoh : grape seed, soybean, sweet afmond, jojoba, apricot, atau peach. Minyak esensial merupakan sari tanaman terapeutik yang kandungan kimianya berkhasiat meringankan penyakit. Minyak ini didapat dari proses distilasi, yaitu pemanasan hingga menjadi uap, kemudian didinginkan kembali. Contoh : lavender, bergamot, mandarin, frankincense. Sedangkan infused oil adalah minyak yang dapat merendam (infuse) tanaman terapeutik pada minyak dasar. Contoh : comfrey, evening primrose, dan borage.
Terapi aroma biasanya diawali dengan berendam air hangat agar relaks dilanjutkan dengan pemijatan. Saat pemijatan, minyak esensial diserap oleh tubuh melalui hidung (inhalasi) dan kulit (absorpsi). “Setelah itu Anda tidak perlu mandi agar minyak dapat meresap sempurna,” ungkap Rina.
Cara lain adalah vaporasi, yaitu membakar minyak esensial dalam cawan. Letakkan cawan di ruangan yang sering digunakan agar uapnya dapat Anda hirup setiap saat.
Menurut penelitian, terapi aroma berpengaruh langsung terhadap otak. Aroma yang dihirup lewat hidung akan melalui silia atau bulu-bulu halus dalam hidung yang kemudian diteruskan ke otak. Impuls ini akan mencapai sistem limbik, yaitu bagian otak yang berkaitan dengan mood, emosi, dan ingatan.
Jika Anda mengalami :
Hot Flush
Gunakan minyak dasar grape seed, apricot (untuk kulit kering), St John Wort (untuk mengurangi depresi), vitamin E serta minyak esensial clary sage, geranium, sage, dan lemon. Campuran geranium, lemon, dan clary sage dapat dipanaskan di cawan pemanas di dalam kamar Anda.
Insomnia
Panaskan campuran valerian, palmarosa, dan damiana atau dengan membuat krim malam yang dioleskan pada wajah dan leher. Jika insomnia disebabkan oleh perasaan khawatir, panaskan campuran frankincense, mandarin, lavender, dan ravensara.
Kulit kering
Gunakan minyak dasar grape seed yang dicampur dengan peach atau apricot dan vitamin e serta minyak esensial lavender, geranium, dan sandalwood. Sandalwood sangat membantu meningkatkan kadar kolagen kulit.
Bad mood
Panaskan geranium, rose, dan lavender sewaktu meditasi atau beribadah. Cara lain adalah pemijatan tiap minggu atau mandi berendam sebelum tidur malam.