Setelah memasuki usia 40 tahun, Anda dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan mata secara rutin setiap tahun. Jika mata Anda hanya sekadar lelah, cukup diberi obat tetes mata yang mengandung vitamin untuk mata (antara lain vitamin A) yang juga dapat memperlambat proses penurunan fungsi mata.
Gangguan berupa mata kering dapat dicegah dengan menjaga asupan air dan menghindari faktor-faktor lingkungan yang menyebabkannya. Misal, tidak berada di dalam ruang ber-AC terlalu lama, mengurangi paparan sinar dari televisi atau monitor komputer. Juga dianjurkan untuk memakai kacamata hitam saat berada di bawah terik matahari.
Untuk mendiagnosis gangguan mata kering, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan, antara lain Schirmer’s test. Dengan tes ini akan diketahui apakah kuantitas air mata Anda cukup dalam menjaga kesehatan mata atau tidak.
Kalau sudah terjadi gangguan, dokter akan menanggulangi dengan menganjurkan pemakaian obat tetes mata -- yang berfungsi sebagai air mata buatan - secara teratur. Namun, Anda perlu berhati-hati terhadap kandungan zat aktif di dalamnya, karena kepekaan tiap orang berbeda-beda. Jika Anda tidak cocok dengan obat tersebut, bisa jadi mata Anda malah teriritasi.
Pengobatan lain adalah salep mata yang dioleskan menjelang tidur malam hari. Umumnya salep mata tidak dapat dipakai bersamaan dengan obat tetes, baik untuk mata kering maupun gangguan mata lain, karena mengakibatkan obat tetes mata tidak bekerja optimal. Cara lain adalah melakukan tindakan bedah untuk mencegah penguapan air mata.
Sebuah penelitian menunjukkan, terapi oral dengan asam lemak tak jenuh ganda jenis omega-3 dapat mengurangi pembengkakan pada permukaan mata dan kornea, seerta memperbaiki kondisi mata kering. Karena itu, sebaiknya Anda memperbanyak konsumsi ikan untuk meningkatkan asupan asam lemak omega-3.
Di masa menopause
Meskipun kerap dianggap sebagai hormon pembangkit libido, salah satu jenis hormon androgen - yaitu testosteron - juga bertugas merangsang kerja kelenjar lacrimal yang memproduksi air mata. Jika kadar hormon ini tak stabil, produksi air mata terganggu, yang menyebabkan mata jadi kering.
Hingga saat ini masih diperdebatkan tentang Terapi Sulih Hormon (TSH) pada wanita menopause yang mengalami mata kering. Jurnal American Medical Association melaporkan, wanita pengguna TSH - terutama yang hanya mengandung estrogen - justru merasakan kondisi mata yang semakin tak nyaman. Jika hal itu terjadi, dokter akan menerapkan TSH yang dikombinasi dengan pemberian obat tetes mata untuk mengatasi gangguan mata kering. Atau dengan memberi obat tetes mata yang mengandung hormon androgen.
Gangguan berupa mata kering dapat dicegah dengan menjaga asupan air dan menghindari faktor-faktor lingkungan yang menyebabkannya. Misal, tidak berada di dalam ruang ber-AC terlalu lama, mengurangi paparan sinar dari televisi atau monitor komputer. Juga dianjurkan untuk memakai kacamata hitam saat berada di bawah terik matahari.
Untuk mendiagnosis gangguan mata kering, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan, antara lain Schirmer’s test. Dengan tes ini akan diketahui apakah kuantitas air mata Anda cukup dalam menjaga kesehatan mata atau tidak.
Kalau sudah terjadi gangguan, dokter akan menanggulangi dengan menganjurkan pemakaian obat tetes mata -- yang berfungsi sebagai air mata buatan - secara teratur. Namun, Anda perlu berhati-hati terhadap kandungan zat aktif di dalamnya, karena kepekaan tiap orang berbeda-beda. Jika Anda tidak cocok dengan obat tersebut, bisa jadi mata Anda malah teriritasi.
Pengobatan lain adalah salep mata yang dioleskan menjelang tidur malam hari. Umumnya salep mata tidak dapat dipakai bersamaan dengan obat tetes, baik untuk mata kering maupun gangguan mata lain, karena mengakibatkan obat tetes mata tidak bekerja optimal. Cara lain adalah melakukan tindakan bedah untuk mencegah penguapan air mata.
Sebuah penelitian menunjukkan, terapi oral dengan asam lemak tak jenuh ganda jenis omega-3 dapat mengurangi pembengkakan pada permukaan mata dan kornea, seerta memperbaiki kondisi mata kering. Karena itu, sebaiknya Anda memperbanyak konsumsi ikan untuk meningkatkan asupan asam lemak omega-3.
Di masa menopause
Ketidakstabilan hormon pada wanita yang telah memasuki masa menopause juga dapat menimbulkan mata kering. Pada masa ini, produksi hormon estrogen dan androgen (DHEA) berkurang, yang mempengaruhi produksi air mata. Hormon androgen bisa mempengaruhi fungsi kelenjar meibom yang bertugas memasok lemak pada tear film untuk mencegah penguapan air mata. Ada sekitar 50 kelenjar meibom pada kelopak mata bagian atas dan 25 kelenjar meibom pada kelopak bagian bawah. Androgen berfungsi meningkatkan kualitas dan jumlah lemak yang dihasilkan kelenjar meibom, serta meningkatkan pembentukan lapisan lemak pada tear film. Berkurangnya hormon tersebut di masa menopause menyebabkan disfungsi kelenjar meibom dan ketidakstabilan tear film.
Meskipun kerap dianggap sebagai hormon pembangkit libido, salah satu jenis hormon androgen - yaitu testosteron - juga bertugas merangsang kerja kelenjar lacrimal yang memproduksi air mata. Jika kadar hormon ini tak stabil, produksi air mata terganggu, yang menyebabkan mata jadi kering.
Hingga saat ini masih diperdebatkan tentang Terapi Sulih Hormon (TSH) pada wanita menopause yang mengalami mata kering. Jurnal American Medical Association melaporkan, wanita pengguna TSH - terutama yang hanya mengandung estrogen - justru merasakan kondisi mata yang semakin tak nyaman. Jika hal itu terjadi, dokter akan menerapkan TSH yang dikombinasi dengan pemberian obat tetes mata untuk mengatasi gangguan mata kering. Atau dengan memberi obat tetes mata yang mengandung hormon androgen.
Konsultan: dr. Frizar Irmansyah, SpOG – Permi Jaya, Jakarta