Banyak survei menunjukkan bahwa wanita justru lebih mengkhawatirkan bahaya penyakit jantung suami atau pasangannya daripada dirinya sendiri.
Padahal, menjaga kesehatan jantung sangat mudah dilakukan. Perubahan gaya hidup sekecil apa pun dapat meningkatkan kualitas hidup Anda dan mengurangi risiko serangan jantung hingga 50%.
Lakukan 7 hal ini, dan jantung Anda pun lebih sehat.
1. Cukup sinar matahari
Sinar matahari mengandung vitamin D yang dapat meminimalisasi pembentukan plak di pembuluh darah. Penelitian di AS menunjukkan, wanita dengan tingkat vitamin D tinggi memiliki risiko terkena penyakit jantung 31% lebih rendah. Berjemurlah di pagi hari sebelum pukul 9 selama 20-30 menit, setidaknya di akhir pekan.
2. Olahraga
Jantung adalah otot yang perlu dilatih secara teratur agar tetap dalam kondisi prima. Latihan olahraga seperti jalan cepat, renang, joging atau bersepeda dapat memberikan latihan terbaik buat jantung Anda.
Penelitian New England Journal of Medicine mengatakan dengan melakukan jalan ringan selama 2,5 jam seminggu, Anda dapat memotong sepertiga risiko serangan jantung dan stroke. Aktivitas itu juga dapat meningkatkan kadar kolesterol baik dalam darah. Konsultasikan dengan dokter sebelum anda memulai melakukan olahraga.
Anda juga bisa mengikuti sistem pengobatan tradisional Cina. Menurut pengobatan ini, olahraga kardio bukanlah satu-satunya cara meningkatkan kesehatan jantung. Gerakan lambat juga dapat menimbulkan efek yang sama. Saat tubuh Anda membentuk sebuah posisi dan merasa santai, Anda merangsang jaringan penghubung yang dilewati energi sehingga organ dapat berfungsi secara maksimal.
3. Tidak merokok
Rokok mengandung lebih dari 600 zat kimia yang dapat merusak sel di dalam arteri. Hal tersebut dapat memicu peradangan yang dapat menyebabkan meningkatnya kolesterol dalam jantung. Berita baiknya, setahun setelah Anda berhenti merokok, risiko terkena penyakit jantung menurun hingga 50%n.
4. Merawat gigi
Menurut studi yang dilakukan Sidney Dental Hospital tahun 2006, bakteri dapat memasuki pembuluh darah dari gusi yang tidak sehat. Hal ini bisa menyebabkan peradangan yang merusak lapisan arteri. Sikat gigi Anda setidaknya dua kali sehari, bersihkan lebih tuntas dengan benang gigi (flossing), dan kunjungi dokter gigi Anda secara teratur.
5. Cukup tidur
Orang-orang yang tidur kurang dari lima jam semalam cenderung mengalami penumpukan mineral kalsium dalam pembuluh darah jantung, yang suatu saat dapat pecah dan menimbulkan serangan jantung dan stroke.
Hasil penelitian The Journal of the American Medical Association pada 495 orang dewasa menunjukkan bahwa jumlah orang yang mengalami pengapuran arteri dapat diturunkan 1 dari 10 orang dengan menambah jam tidur ekstra. Waktu tidur ideal adalah 6-7 jam sehari.
6. Jangan pendam sakit hati
Sebuah penelitian gabungan dari San Diego State University dan University of Pittsburgh membuktikan bahwa kehidupan pernikahan yang sangat memuaskan mengurangi faktor-faktor serangan penyakit jantung.
Penelitian yang dilakukan pada 493 wanita berusia antara 42-50 tahun ini mengamati waktu berkumpul bersama, komunikasi, kehidupan seksual, hobi, karakter dan lain-lain. Hal serupa juga disebutkan dalam buku Heartbreak & Heart Disease yang ditulis oleh dr. Stephen T. Sinatra.
Di buku tersebut dikatakan, tekanan batin yang diakibatkan oleh emosi yang ditahan mulai dari patah hati, terlalu sedih, sampai dengan rasa bermusuhan dan amarah, dapat mengakibatkan tersumbatnya aorta jantung Anda. Efeknya pun mirip dengan oksidasi kolesterol, keracunan logam, insulin, radiasi dan darah yang mengental dan lengket.
Jadi, sebagai awal, jangan mudah baper, ya!
7. Tertawalah!
Dengan tertawa, Anda menurunkan hormon stres yang diketahui dapat merusak lapisan pelindung pembuluh darah. Saat Anda sedang stres, jantung menerima adrenalin dalam dosis lebih besar. Hal ini bisa menyebabkan irama jantung tidak normal, dan bertambah lengketnya trombosit yang pada akhirnya mengakibatkan sempitnya arteri.
Hormon yang dilepaskan saat seseorang depresi juga mempengaruhi kesehatan jantung. Karena itu, penderita depresi harus mendapatkan pengobatan sesegera mungkin.
Konsultan: dr. Carmelita Ridwan
Foto: 123RF