Ada kriteria tertentu yang menjadi penilaian bagi karya seni yang akhirnya ditampilkan dalam acara ini. Antara lain karya seni yang menonjol dari kesenian sejenis dan menunjukkan sesuatu yang baru. Meski demikian, harus ada jejak Betawi dalam karya seni pertunjukannya. Misalnya adalah teater tutur Rancak yang ada perpaduannya dengan kesenian Lenong. Meski menurut ketua pelaksana acara ini, Arie Batubara, Orkes tanjidor yang masih otentik ikut dipilih dalam acara ini. Mengingat kekhasan tanjidor yang bukan merupakan music panggung, ada baiknya jika jejak betawi itu tetap dilestarikan ketimbang yang telah mengalami modifikasi. Ia juga berharap agar kaleidoskop ini bisa menjadi inspirasi bagi para seniman ibukota untuk karya-karya berikutnya.
Dibuka pada tanggal 16 Desember, Kaleidoskop Seni Budaya Jakarta akan terselenggara sampai 20 Desember mendatang. Tidak hanya seni pertunjukan, berbagai kuliner dan benda-benda teater bernilai historis juga dipamerkan dalam acara ini. Salah satunya adalah sepeda ontel yang pernah dipakai dalam pertunjukan Dag Dig Dug yang dibintangi oleh Slamet Rahardjo.
Mardyana ulva
Foto: dok. Kaleidoskop Seni Budaya Jakarta