Rasanya hidup kami ikut hancur bersama hancurnya rumah kami akibat gempa dahsyat yang melanda Yogyakarta, beberapa tahun silam. Home sweet home itu kami bangun dari hasil tabungan bertahun-tahun –kami tak mau mengambil cicilan bank-- di atas sebidang tanah yang juga kami beli dengan susah payah. Alhasil, selama berbulan-bulan kami sekeluarga terpaksa tinggal di bekas garasi, hanya ditutupi kain terpal.
Sebagai ibu rumah tangga, iseng-iseng saya berjualan soto ayam–yang selama ini merupakan masakan andalan saya dan favorit suami. Dengan modal sebuah lemari berkaca, bangku dan meja kayu panjang, serta dua lusin mangkuk plus sendok, saya pun mulai berjualan soto di halaman rumah. Eh, soto saya ternyata disukai orang. Sekarang, beberapa tahun kemudian, kami sudah bisa mendirikan kedai soto kecil di depan rumah kami, yang kini sudah terbangun kembali dari hasil jualan soto.
Sebagai ibu rumah tangga, iseng-iseng saya berjualan soto ayam–yang selama ini merupakan masakan andalan saya dan favorit suami. Dengan modal sebuah lemari berkaca, bangku dan meja kayu panjang, serta dua lusin mangkuk plus sendok, saya pun mulai berjualan soto di halaman rumah. Eh, soto saya ternyata disukai orang. Sekarang, beberapa tahun kemudian, kami sudah bisa mendirikan kedai soto kecil di depan rumah kami, yang kini sudah terbangun kembali dari hasil jualan soto.
Priyandini – Yogyakarta