Tahun baru telah tiba. Apakah Anda sudah menyiapkan rencana untuk tahun ini? Adakah perubahan-perubahan yang ingin Anda lakukan? Pertanyaan ini yang mungkin muncul di benak Anda setiap awal tahun. Jawabannya bisa bermacam-macam.
Hampir semua pakar berpendapat bahwa kehidupan akan jauh lebih baik bila seseorang bisa keluar dari comfort zone-nya. Namun, umumnya orang takut melakukannya. Padahal, tidak perlu terlalu banyak berpikir untuk keluar dari comfort zone. Selama ada kemauan, selalu ada jalan. Berikut beberapa tip dari psikolog Alexander Sriewijono, yang bisa Anda coba untuk keluar dari comfort zone:
Evaluasi & visualisasi
Evaluasi kembali langkah yang saat ini Anda jalani, apakah masih sesuai dengan misi pribadi dan hati nurani. Terkadang kita jarang menyempatkan waktu bertanya pada diri sendiri: “Apakah pekerjaan ini memberi tantangan bagi saya berkembang?’ Atau, “Apakah saya masih bersedia berbagi hidup dengan pasangan?”
Visualisasikan sejenak perubahan yang akan terjadi jika Anda pindah profesi. Seberapa luas kekuatan network marketing Anda untuk membuka peta jalur karier baru, lalu renungkan konsekuensinya. “Akan seberapa sibukkah saya? Sanggupkah saya membagi waktu untuk pasangan, anak-anak, atau kegiatan sosial lainnya?” Jawablah semua pertanyaan dengan jujur. Jika sudah mantap, segera buat rencana perubahan yang diinginkan.
Hampir semua pakar berpendapat bahwa kehidupan akan jauh lebih baik bila seseorang bisa keluar dari comfort zone-nya. Namun, umumnya orang takut melakukannya. Padahal, tidak perlu terlalu banyak berpikir untuk keluar dari comfort zone. Selama ada kemauan, selalu ada jalan. Berikut beberapa tip dari psikolog Alexander Sriewijono, yang bisa Anda coba untuk keluar dari comfort zone:
Evaluasi & visualisasi
Evaluasi kembali langkah yang saat ini Anda jalani, apakah masih sesuai dengan misi pribadi dan hati nurani. Terkadang kita jarang menyempatkan waktu bertanya pada diri sendiri: “Apakah pekerjaan ini memberi tantangan bagi saya berkembang?’ Atau, “Apakah saya masih bersedia berbagi hidup dengan pasangan?”
Visualisasikan sejenak perubahan yang akan terjadi jika Anda pindah profesi. Seberapa luas kekuatan network marketing Anda untuk membuka peta jalur karier baru, lalu renungkan konsekuensinya. “Akan seberapa sibukkah saya? Sanggupkah saya membagi waktu untuk pasangan, anak-anak, atau kegiatan sosial lainnya?” Jawablah semua pertanyaan dengan jujur. Jika sudah mantap, segera buat rencana perubahan yang diinginkan.
[Baca juga 8 cara keluar dari comfort zone]
Ciptakan ‘mangkok’ kebahagiaan
Dalam hidup, kita tidak akan luput dari masalah dan konflik. Untuk itu, jangan pernah mengandalkan kebahagiaan hanya pada satu ‘mangkok’. Karena bila terjadi sesuatu pada mangkok tersebut, misalnya hancur, berarti kebahagiaan Anda pun sirna. Pada dasarnya kebahagiaan itu harus diciptakan sendiri, bukan tergantung pada orang lain.
Jadi, dalam pekerjaan atau perkawinan, ciptakan ‘mangkok-mangkok’ kebahagiaan lain agar hidup lebih ‘berwarna’. Mangkok di luar perkawinan bisa berupa persahabatan, hobi, dan anak. Sehingga ketika Anda memutuskan untuk bercerai, masih ada ‘mangkok-mangkok’ tersebut yang bisa memberi semangat dan sumber penghiburan agar Anda tetap tegar.
Mulai dari hal kecil
Jadikan perubahan sebagai kebiasaan dengan melakukan eksperimen kecil dalam keseharian Anda. Tidak perlu drastis, mulai saja dari hal-hal kecil, misalnya mengganti rute jalan Anda dari rumah ke kantor. Memang belum tentu lebih lancar, tetapi Anda bisa menemui pemandangan dan hal-hal baru yang membuat perasaan lebih fresh. Jika bosan dengan penampilan, jangan ragu untuk mencoba gaya rambut baru atau memberi hilight pada rambut, sehingga Anda tampil beda. Dengan membiasakan berubah untuk hal-hal kecil, Anda akan lebih terlatih dan siap ketika harus menghadapi perubahan besar dalam kehidupan.
Shinta Kusuma