Menurut Stuart Brown MD, seorang psikiater dari Amerika Serikat dan penulis buku Play: How It Shapes the Brain, Opens the Imagination, and Invigorates the Soul, bermain ibarat 'oksigen'. Sesuatu yang sangat dibutuhkan agar kita merasa relaks, sekaligus memompa energi dan kreativitas.
Walaupun kita tahu bermain itu penting, tapi kita sering mengeluh tidak punya waktu untuk melakukannya. Waktu kita sebagian besar tersita untuk bekerja dan bekerja. Maksud hati ingin segera menyelesaikan tugas, tetapi nyatanya kita justru akan kelelahan dan akhirnya tumbang.
Sebenarnya kesuksesan bekerja bukanlah tergantung pada jumlah jam kerja, tetapi pada kualitas bekerja. Dan kualitas kerja ini dipengaruhi oleh kondisi kesehatan seseorang. Karenanya jika load pekerjaan sedang tinggi, bukan berarti kita harus bekerja nonstop. Ibarat ponsel yang harus di-charge, kita pun perlu waktu rehat sejenak untuk memompa energi dan mood bekerja. Salah satunya dengan bermain. Bisa dengan mengajak teman ngobrol sambil minum kopi. Kalau kebetulan kantor Anda berdekatan dengan gym, bisa saja Anda ikut kelas aerobik atau zumba. Atau setelah bekerja seharian penuh, Anda bisa berkaraoke atau main bowling bersama teman-teman kerja Anda. Intinya, bermainlah di sela waktu kerja Anda barang sebentar, untuk menyegarkan diri Anda.
Jadi, meski tampak sepele, bermain sama sekali bukan suatu kegiatan yang sia-sia. Bahkan sudah menjadi kebutuhan. Terlepas dari semua manfaat yang bisa kita rasakan, bermain adalah salah satu tanda bahwa kita bahagia. Tak perlu banyak berpikir atau mencari 1001 alasan. Seperti kata Michael Jordan, "Just play, have fun and enjoy the game!"
Sebelum bermain lakukan ini dulu:
1. Ubah persepsi tentang bermain.
Tidak ada batasan dalam bermain. Anda bisa bermain kapan saja dan di mana saja. Lakukan suatu kegiatan yang sederhana tetapi membuat hati senang. Bisa saja dengan mengajak bermain kucing atau anjing piaraan. Atau sesekali ikutlah bermain dengan anak Anda yang punya 1001 cara bersenang-senang. Mulai dari main bola sampai video game.
2. Nostalgia bermain.
Kalau Anda bingung mau bermain apa, coba ingat lagi kebiasaan bermain Anda di masa kecil. Permainan apa yang paling membuat Anda bersemangat? Apakah Anda lebih senang melakukannya sendiri atau bersama orang lain?
3. Kuncinya: fun
Terkadang kita berpikir berlatih olahraga tertentu, seperti tenis, basket, dan sebagainya, dianggap sebagai bermain. Bisa saja asalkan kita melakukannya dengan fun, tidak terlalu fokus untuk mengejar angka dan mencari kemenangan.
Walaupun kita tahu bermain itu penting, tapi kita sering mengeluh tidak punya waktu untuk melakukannya. Waktu kita sebagian besar tersita untuk bekerja dan bekerja. Maksud hati ingin segera menyelesaikan tugas, tetapi nyatanya kita justru akan kelelahan dan akhirnya tumbang.
Sebenarnya kesuksesan bekerja bukanlah tergantung pada jumlah jam kerja, tetapi pada kualitas bekerja. Dan kualitas kerja ini dipengaruhi oleh kondisi kesehatan seseorang. Karenanya jika load pekerjaan sedang tinggi, bukan berarti kita harus bekerja nonstop. Ibarat ponsel yang harus di-charge, kita pun perlu waktu rehat sejenak untuk memompa energi dan mood bekerja. Salah satunya dengan bermain. Bisa dengan mengajak teman ngobrol sambil minum kopi. Kalau kebetulan kantor Anda berdekatan dengan gym, bisa saja Anda ikut kelas aerobik atau zumba. Atau setelah bekerja seharian penuh, Anda bisa berkaraoke atau main bowling bersama teman-teman kerja Anda. Intinya, bermainlah di sela waktu kerja Anda barang sebentar, untuk menyegarkan diri Anda.
Jadi, meski tampak sepele, bermain sama sekali bukan suatu kegiatan yang sia-sia. Bahkan sudah menjadi kebutuhan. Terlepas dari semua manfaat yang bisa kita rasakan, bermain adalah salah satu tanda bahwa kita bahagia. Tak perlu banyak berpikir atau mencari 1001 alasan. Seperti kata Michael Jordan, "Just play, have fun and enjoy the game!"
Sebelum bermain lakukan ini dulu:
1. Ubah persepsi tentang bermain.
Tidak ada batasan dalam bermain. Anda bisa bermain kapan saja dan di mana saja. Lakukan suatu kegiatan yang sederhana tetapi membuat hati senang. Bisa saja dengan mengajak bermain kucing atau anjing piaraan. Atau sesekali ikutlah bermain dengan anak Anda yang punya 1001 cara bersenang-senang. Mulai dari main bola sampai video game.
2. Nostalgia bermain.
Kalau Anda bingung mau bermain apa, coba ingat lagi kebiasaan bermain Anda di masa kecil. Permainan apa yang paling membuat Anda bersemangat? Apakah Anda lebih senang melakukannya sendiri atau bersama orang lain?
3. Kuncinya: fun
Terkadang kita berpikir berlatih olahraga tertentu, seperti tenis, basket, dan sebagainya, dianggap sebagai bermain. Bisa saja asalkan kita melakukannya dengan fun, tidak terlalu fokus untuk mengejar angka dan mencari kemenangan.
Shinta Kusuma