Dibanding mereka yang bercerai tanpa anak, beban mental terberat untuk memulai hidup baru ada di pundak para single mom (ibu lajang). Belum pulih dari rasa sakit hati atau trauma yang tersisa dari hubungan sebelumnya, mereka harus segera bangkit demi memenuhi tanggung jawab sebagai ibu merangkap kepala keluarga. Beruntung kalau mereka punya pegangan pekerjaan yang mapan dan masih bisa saling berbagi dengan sang mantan.
Prioritas mencari pendamping bagi ibu lajang memang menjadi urutan ke sekian. Konsentrasi mereka akan lebih besar pada memulihkan kondisi anak ketimbang kehidupan diri sendiri. Apalagi kalau perpisahan terjadi saat wanita telah berusia 40-an. Memiliki pasangan lagi bukan kebutuhan utama. Wanita justru akan merasa kehilangan kebebasan, karena dengan menikah, tanggung jawabnya menjadi lebih besar. Selain keluarganya sendiri, ada pula keluarga suami yang mau tidak mau menjadi tanggung jawabnya pula.
Menurut Adriana Ginanjar, psikolog, pada dasarnya wanita bisa hidup sendiri. Karena wanita cenderung memiliki sahabat yang bisa dipercaya, punya hubungan dekat dengan ibunya, dan dengan bertambahnya usia anak, dia pun bisa ngobrol dengan anak seperti layaknya dengan sahabat.
Di sisi lain, tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian wanita merasa tidak siap sendiri. Selain merasa tidak ada yang melindungi, juga kurang percaya diri jika harus menghadiri acara sendirian.
Sekalipun bisa melakukan segalanya sendiri, ada kalanya mereka menyerah. Seharian menghadapi pekerjaan, urusan sekolah anak, dan tetek bengek urusan rumah tangga, bisa bikin kepala mau pecah. Di sinilah sebenarnya acara kencan dibutuhkan. Seperti kencan umumnya, kita selalu merasa excited bertemu seseorang yang care terhadap diri kita dan bisa diajak berbagi. Setidaknya hal ini bisa menjadi ‘pelarian sesaat’ yang menyenangkan di sela rutinitas dan dapat meringankan beban stres mereka.
Karenanya, menurut Susan Newman, psikolog dari Rutgers University, New Brunswick, New Jersey, AS, para ibu lajang yang mulai berkencan akan menjadi lebih bahagia, tenang, dan tidak mudah putus asa dibandingkan dengan wanita matang yang sama sekali belum pernah menikah.