Bagi seorang anak remaja, juga praremaja, teman-teman sebaya adalah segalanya. Menurut Ira Puspitawati, psikolog dari Universitas Gunadarma Depok, karena tak mau lagi disebut anak-anak, tapi juga belum diterima sebagai orang dewasa, remaja seolah punya dunia sendiri. Mereka sedang getol-getolnya mencari jati idiri dan pengakuan dari lingkungan sekitarnya. Jangan heran bila mereka merasa paling nyaman berada di tengah teman-teman yang juga sama-sama sedang mencari jati diri. Karena itu, dengan mengenal teman-teman gaulnya, kita juga bisa mengenal bagaimana sebenarnya sosok anak kita di luar rumah.
Di sisi lain, anak remaja mulai matang secara fisik dan seksual, namun belum cukup dewasa secara psikis. Mereka masih gampang terprovokasi untuk melakukan berbagai hal tanpa benar-benar memikirkan risikonya, sebagai pelampiasan rasa penasaran sekaligus sikap sok jago mereka. Tak salah bila disebutkan bahwa masa remaja/praremaja adalah periode pancaroba yang ikut menentukan masa depan seorang manusia. "Bila anak remaja kita berada di lingkungan pergaulan yang baik, maka biasanya dia akan terbawa jadi baik. Sebaliknya, bila lingkungan pergaulan mereka kurang baik, dia bisa terbawa jadi tidak baik pula," Ira menjelaskan.
Salah satu cara untuk mengantisipasi agar anak Anda tidak terjerumus ke hal-hal negatif adalah dengan mengenal teman-temannya, khususnya teman-teman gaulnya sehari-hari. Baik di sekolah maupun di luar sekolah, seperti di klub basket, di sanggar tari, atau di tempat anak kita biasa mangkal.
Kalau Anda seorang ibu rumah tangga full time, tidak ada salahnya sesekali menyediakan rumah Anda sebagai tempat mangkal teman-teman anak Anda.
Tapi bila Anda dan suami sama-sama bekerja di luar rumah sepanjang hari dan baru pulang selepas magrib, Anda bisa memanfaatkan hari Sabtu atau Minggu untuk mengenal mereka. "Misalnya dengan merancang pesta barbekyu di rumah dan meminta anak kita mengundang teman-temannya. Tapi untuk selanjutnya biarkan acara itu menjadi pesta mereka. Orang tua jangan banyak ikut campur agar mereka merasa nyaman dan tak sungkan menampilkan 'kelakuan asli' mereka. Kita cukup memantau dari kejauhan dan baru turun tangan kalau terjadi sesuatu yang kita anggap mulai tidak beres." ujar Ira.
Mengenal orang tua teman-teman anak Anda juga tak kalah penting. Sesekali luangkan waktu untuk menghadiri acara atau rapat orang tua murid di sekolah atau di luar sekolah. Simpan nomor telepon mereka dan usahakan secara reguler saling menyapa. "Kita tidak harus kenal baik dengan orang tua teman-teman anak kita, tapi setidaknya para orang tua punya kesepakatan untuk saling menjaga anak-anak kita," tutup Ira.
Di sisi lain, anak remaja mulai matang secara fisik dan seksual, namun belum cukup dewasa secara psikis. Mereka masih gampang terprovokasi untuk melakukan berbagai hal tanpa benar-benar memikirkan risikonya, sebagai pelampiasan rasa penasaran sekaligus sikap sok jago mereka. Tak salah bila disebutkan bahwa masa remaja/praremaja adalah periode pancaroba yang ikut menentukan masa depan seorang manusia. "Bila anak remaja kita berada di lingkungan pergaulan yang baik, maka biasanya dia akan terbawa jadi baik. Sebaliknya, bila lingkungan pergaulan mereka kurang baik, dia bisa terbawa jadi tidak baik pula," Ira menjelaskan.
Salah satu cara untuk mengantisipasi agar anak Anda tidak terjerumus ke hal-hal negatif adalah dengan mengenal teman-temannya, khususnya teman-teman gaulnya sehari-hari. Baik di sekolah maupun di luar sekolah, seperti di klub basket, di sanggar tari, atau di tempat anak kita biasa mangkal.
Kalau Anda seorang ibu rumah tangga full time, tidak ada salahnya sesekali menyediakan rumah Anda sebagai tempat mangkal teman-teman anak Anda.
Tapi bila Anda dan suami sama-sama bekerja di luar rumah sepanjang hari dan baru pulang selepas magrib, Anda bisa memanfaatkan hari Sabtu atau Minggu untuk mengenal mereka. "Misalnya dengan merancang pesta barbekyu di rumah dan meminta anak kita mengundang teman-temannya. Tapi untuk selanjutnya biarkan acara itu menjadi pesta mereka. Orang tua jangan banyak ikut campur agar mereka merasa nyaman dan tak sungkan menampilkan 'kelakuan asli' mereka. Kita cukup memantau dari kejauhan dan baru turun tangan kalau terjadi sesuatu yang kita anggap mulai tidak beres." ujar Ira.
Mengenal orang tua teman-teman anak Anda juga tak kalah penting. Sesekali luangkan waktu untuk menghadiri acara atau rapat orang tua murid di sekolah atau di luar sekolah. Simpan nomor telepon mereka dan usahakan secara reguler saling menyapa. "Kita tidak harus kenal baik dengan orang tua teman-teman anak kita, tapi setidaknya para orang tua punya kesepakatan untuk saling menjaga anak-anak kita," tutup Ira.
Tina Savitri