Saat ini dengan maraknya media sosial, menemukan teman baru atau bahkan teman baru ‘stok lama’ alias masa kecil Anda menjadi sangat mudah. Hanya saja, terkadang untuk curhat tentang masalah yang sangat personal, tidak mungkin dilakukan lewat online. Anda tetap butuh ‘the real friend’, yang bisa diajak ngobrol empat mata dan mendengar keluh kesah Anda.
Sayangnya, ketika kita memasuki usia 35 tahun ke atas, kita semakin sulit menemukan sahabat. Sebuah penelitian di Amerika Serikat menunjukkan di usia 35 tahun kita hanya memiliki sepertiga dari sahabat dibandingkan 20 tahun lalu. “Kita sudah memiliki pilihan hidup masing-masing sehingga minat dan kegiatan pun yang berbeda,” jelas Ingrid Collins, psikolog dan penulis buku A Year of Spirituality. “Ketika dewasa, kita sudah lebih mengenal diri sendiri dan mencari teman yang se-isme atau sealiran.” Untuk itu, mau tak mau, kita perlu mencari teman baru.
Gabung di Komunitas
Mungkin dulu Anda tidak sempat memperdalam hobi, sekarang ketika anak-anak sudah cukup besar, Anda bisa mulai bergabung dengan klub hobi. Banyak kelompok pencinta hobi yang beranggotakan wanita-wanita matang. Mereka bukan hanya menyalurkan bakat terpendam, tetapi juga sambil memperluas pertemanan.
Contohnya Liliana. Ibu rumah tangga ini bergabung dengan komunitas menyanyi di komplek rumahnya. Semuanya berawal dari sesi curhat sesama ibu rumah tangga di komplek rumahnya yang merasa kesepian karena anak-anaknya sudah beranjak dewasa dan suaminya bekerja. “Semula kami hanya kumpul-kumpul di rumah teman setelah selesai pulang acara di gereja. Ternyata, saat itu ada anaknya yang hobi main keyboard dan kami diminta untuk bernyanyi bersama. Kata anak teman saya, ‘daripada nge-gosip!’ Eh, ternyata seru juga ya!” ungkap Liliana
Atau, Anda juga bisa mengikuti jejak Sri Hartini. Wanita yang memutuskan ‘pensiun dini’ dari dunia perbankan ini semula hanya ingin mengisi akhir pekan dengan mengikuti acara Happy Saturday PESONA. Nyatanya, ia jadi ketagihan. Hampir setiap bulan ia tidak pernah absen menghadiri acara itu. Hingga akhirnya ia bertemu dengan teman lamanya, Ratna Yuniar, di acara Jelajah PESONA Cikini, pertengahan Maret lalu. “Senang sekali. Kami bisa janjian datang bersama di acara PESONA,” kata Sri.
Ini Kuncinya!
Salah satu kunci memperluas pertemanan adalah tidak membatasi diri, karena teman bisa ditemukan di tempat-tempat ‘tak biasa’. Menurut Collins, kesamaan minat dan latar belakang memang bisa membuat dua orang bersahabat. “Saya dan sahabat saya sama-sama suka dansa,” ujar Yuni. “Kita ngobrol atau jalan-jalan setelah latihan. Kadang seperti teman kencan!” Tetapi memang begitulah, kesamaan minat bisa menjadi chemistry yang mendasari sebuah pertemanan. Bahkan, terkadang hubungan pertemanan bisa lebih akrab dibandingkan saudara kandung.
Namun untuk bisa membuka hubungan dengan seseorang yang baru dikenal perlu keahlian khusus yaitu: be friendly. Semakin mudah kita didekati, semakin banyak orang yang ingin dekat dengan kita. “Kalau Anda bersikap dingin dan tidak pernah tersenyum, bagaimana mungkin orang akan mendekat, apalagi ngobrol dengan Anda?” jelas flirt coach, Peta Heskell (attractionacademy.com). Yang paling penting adalah kontak mata. “Cobalah tatap mata mereka dan tiru postur tubuh, gerak-gerik dan langkahnya. Tapi lakukanlah dengan halus, agar Anda tidak disangka sedang mengolok-oloknya.”
Shinta Kusuma